Inflasi CPI AS April 2,3% YoY, Lebih Rendah dari Perkiraan
WASHINGTON, investortrust.id - Inflasi tahunan di Amerika Serikat tercatat melambat menjadi 2,3% pada April 2025, lebih rendah dari estimasi pasar sebesar 2,4%.
Baca Juga
Data Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS), yang dirilis Selasa (13/5/2025), menunjukkan bahwa kenaikan indeks harga konsumen (CPI) bulanan mencapai 0,2%, sejalan dengan ekspektasi konsensus Dow Jones.
Kategori tempat tinggal menjadi pendorong utama inflasi, menyumbang lebih dari separuh kenaikan bulan April. Namun, penurunan harga kendaraan bekas, makanan, dan terutama telur, yang turun 12,7%, turut menahan laju inflasi.
“Kenaikan harga tempat tinggal masih menjadi tantangan utama, meski kategori lain menunjukkan stabilisasi,” ujar analis senior di BLS, dikutip dari CNBC.
Sementara itu, tarif impor baru yang diumumkan Presiden Donald Trump mulai berdampak pada ekonomi domestik. Dalam pernyataan bertajuk “Hari Pembebasan”, Trump menerapkan bea masuk 10% atas seluruh impor AS dan menjanjikan tarif balasan (resiprokal) terhadap mitra dagang. Namun, langkah itu ditangguhkan selama 90 hari dalam upaya membuka kembali ruang negosiasi. Pada pembicaraan akhir pekan di Swiss, AS juga menangguhkan tarif 145% untuk China.
Baca Juga
Terobosan Perang Dagang: AS-China Sepakat Pangkas Tarif Selama 90 Hari
Perkembangan ini menggeser ekspektasi pasar. Pelaku pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga pertama oleh The Fed baru akan terjadi pada September, dibandingkan prediksi sebelumnya di bulan Juni. Proyeksi total pemangkasan suku bunga tahun ini juga dikurangi dari tiga menjadi dua kali.
“Dengan inflasi yang masih di atas target The Fed dan pelonggaran ketegangan dagang, tekanan terhadap bank sentral untuk segera bertindak menjadi lebih rendah,” ungkap kepala ekonom di sebuah bank investasi besar di New York.
Baca Juga
The Fed Pertahankan Suku Bunga, Soroti Ancaman Risiko Inflasi dan Pengangguran
The Fed sendiri lebih mengandalkan indeks inflasi versi Departemen Perdagangan dalam pengambilan kebijakan, meski CPI tetap menjadi indikator penting. Data harga produsen, yang dijadwalkan dirilis Kamis, akan menjadi perhatian pasar berikutnya.

