Rencana Investasi Proyek Stargate Mangkrak, Terhambat Tarif Trump
WASHINGTON, investortrust.id - Rencana besar SoftBank Group Corp. untuk berinvestasi di proyek infrastruktur AI bernama Stargate di Amerika Serikat (AS) mengalami hambatan. Faktor utama penundaan ini adalah risiko ekonomi dan kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang mengganggu pembicaraan pendanaan.
Proyek senilai US$ 100 miliar itu diumumkan oleh pendiri SoftBank Masayoshi Son dan co-founder OpenAI Sam Altman pada Januari lalu. Saat itu, keduanya menjanjikan dana akan segera digelontorkan dan ditargetkan meningkat hingga $500 miliar dalam beberapa tahun.
Namun, lebih dari tiga bulan berselang, SoftBank belum menyusun kerangka pembiayaan atau memulai pembicaraan rinci dengan bank maupun investor. Padahal, diskusi awal dengan puluhan lembaga seperti Mizuho, JPMorgan, hingga Apollo Global Management sempat dimulai awal tahun ini.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (13/5/2025), belum ada kesepakatan karena investor masih ragu terhadap prospek pusat data di tengah gejolak ekonomi global dan munculnya layanan AI yang lebih murah. Ketidakpastian ini membuat pendanaan proyek sebesar itu jadi taruhan berisiko tinggi, kata sejumlah sumber yang enggan disebutkan namanya.
Tarif baru dari pemerintahan Trump untuk berbagai komponen pusat data, seperti rak server dan chip, diperkirakan akan meningkatkan biaya pembangunan hingga 15%. Hal ini menambah beban bagi investor yang sudah khawatir terhadap kemungkinan resesi global dan turunnya permintaan pusat data.
Baca Juga
SoftBank Suntik Rp 815,7 Miliar ke Bisnis Penambangan Kripto
Proyek Stargate juga menghadapi tantangan dari munculnya model AI murah, seperti buatan startup Tiongkok DeepSeek. Ini menimbulkan pertanyaan baru tentang keberlanjutan keuntungan jangka panjang dari proyek yang melibatkan OpenAI.
Meski begitu, SoftBank tetap membentuk tim khusus beranggotakan 20 hingga 30 orang di bawah Vision Fund untuk mempercepat proyek Stargate. Tim ini dipimpin oleh Vikas J. Parekh yang sebelumnya fokus pada investasi di bidang otomasi dan perangkat lunak.
Stargate juga didukung oleh Oracle Corp. dan Mubadala MGX, serta menggandeng investor seperti dana pensiun dan perusahaan asuransi untuk pembiayaan per proyek. Skemanya, SoftBank hanya akan menyumbang 10-20% ekuitas, sementara sisanya berasal dari utang seperti obligasi mezzanine dan pinjaman senior.
Beberapa investor disebut masih menunda keterlibatan karena takut kelebihan kapasitas pusat data di masa depan. Raksasa seperti Microsoft dan Amazon juga mulai meninjau ulang proyek data center mereka, ditambah pertumbuhan pendapatan AWS yang mulai melambat.
Sementara itu, proyek awal Stargate yang dikerjakan sebelum SoftBank terlibat tetap berjalan. Altman menyebut pusat data di Abilene, Texas yang dibangun Oracle akan menjadi fasilitas pelatihan AI terbesar di dunia.
SoftBank juga mempertimbangkan lokasi lain selain Abilene sebagai pusat proyek Stargate. Pemilihan lokasi akan mempertimbangkan ketersediaan energi, kapasitas pemrosesan data, dan imbal hasil investasi yang menarik.
Masayoshi Son tetap optimistis semua tantangan ini hanyalah hambatan kecil menuju lonjakan permintaan AI yang luar biasa. Menurut analis, investasi US$ 50 miliar di Stargate bisa menghasilkan imbal hasil 15-20% dalam 5-6 tahun jika semua berjalan lancar. (C-13)

