Negosiasi Tarif 32%! Indonesia Godok Rencana Investasi Migas di AS
JAKARTA, investortrust.id - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan masih terus melakukan evaluasi terkait rencana investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Amerika Serikat (AS).
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyampaikan, rencana tersebut masih dibahas tim negosiator Pemerintah Indonesia. Salah satunya mengenai perusahaan yang memiliki kapasitas untuk terjun ke dalam proyek tersebut.
Baca Juga
Pemerintah Mau Tambah Impor Migas dari AS, PIS: Kapal Gak Ada Masalah
“Jadi kita masih melihat untuk investasi ke sana, apa yang ditawarkan dan bagaimana untuk badan usaha, apakah BUMN yang akan terlibat. Ini kita lakukan evaluasi,” kata Yuliot Tanjung saat ditemui di Jakarta International Convention Center (JICC), Selasa (3/6/2025).
Rencana investasi di sektor hulu migas AS menjadi bagian negosiasi untuk mengurangi tarif resiprokal (reciprocal tariff) sebesar 32% yang diterapkan Presiden AS Donald Trump terhadap Indonesia.
Pemerintah, kata Yuliot, di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terus melanjutkan negosiasi tarif dengan perwakilan Pemerintah AS. “Untuk nego tarif ini kan ada keputusan di pengadilan Amerika, bahwa perang tarif itu masih ada permasalahan hukum yang harus dituntaskan. Itu kan masih ditunda dengan keputusan pengadilan itu,” terang dia.
Baca Juga
Target Lifting Migas 2025! Bahlil: Minyak Sudah 96%, Gas Malah 120%
Sebelum ini, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan, Indonesia akan menambah porsi impor minyak mentah dan LPG dari Amerika dengan nilai mencapai di atas US$ 10 miliar sebagai upaya untuk menyeimbangkan neraca perdangan dengan AS, sehingga bisa mengurangi tarif resiprokal.
“Crude oil kita di Amerika itu tidak lebih dari 4%, ini kita naikkan menjadi 40% lebih. Nanti detilnya setelah saya akan melakukan pembahasan teknis dengan tim dan Pertamina,” ujar Bahlil.

