Harga Minyak Melambung 3%, Ini Faktor Penyebabnya
NEW YORK, investortrust,id - Harga minyak melonjak sekitar 3% pada Kamis (8/5/2025), didorong oleh harapan terobosan dalam pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, dua konsumen minyak terbesar di dunia.
Baca Juga
Kontrak berjangka Brent naik $1,72 atau 2,81% dan ditutup pada $62,84 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik $1,84 atau 3,17% menjadi $59,91 per barel.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, akan bertemu dengan pejabat ekonomi tertinggi Tiongkok pada 10 Mei di Swiss untuk negosiasi terkait perang dagang yang telah mengganggu ekonomi global. Optimisme terhadap pertemuan tersebut memberikan dukungan pada pasar, kata analis SEB Ole Hvalbye.
Kedua negara adalah ekonomi terbesar di dunia dan dampak dari sengketa dagang mereka diperkirakan akan menurunkan pertumbuhan konsumsi minyak mentah.
Analis memperingatkan bahwa volatilitas harga minyak akibat kebijakan tarif belum akan berakhir.
“Premi risiko global yang mendorong harga minyak naik-turun dalam beberapa tahun terakhir telah digantikan oleh premi tarif yang juga akan berfluktuasi seiring berita-berita terbaru dari pemerintahan Trump,” tulis Jim Ritterbusch dari konsultan energi AS, Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan, seperti dikutip CNBC.
Dalam perkembangan perdagangan lainnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang AS-Inggris yang akan menciptakan zona perdagangan aluminium dan baja serta mengamankan rantai pasok farmasi.
Baca Juga
Trump Ungkap Kesepakatan Dagang AS-Inggris, Pertahankan Tarif Dasar 10%
Dari sisi pasokan, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, akan meningkatkan produksi minyaknya, yang memberikan tekanan terhadap harga.
Analis Citi Research menurunkan proyeksi harga Brent untuk tiga bulan ke depan menjadi $55 per barel dari sebelumnya $60, namun mempertahankan proyeksi jangka panjang sebesar $60 per barel untuk tahun ini.
Kesepakatan nuklir antara AS dan Iran dapat mendorong harga Brent turun ke sekitar $50 per barel karena pasokan meningkat di pasar. Namun jika tidak ada kesepakatan, harga bisa melonjak ke atas $70, tambah mereka.

