Wall Street Bergejolak Dipicu Kontraksi Ekonomi AS, Dow Masih Mampu Menguat di Atas 100 Poin
NEW YORK, investortrust.id – Pasar saham AS bergejolak pada perdagangan Rabu waktu setempat atau Kamis (01/5/2025) WIB. Indeks utama Wall Street mencatat pergerakan yang tajam dan tidak stabil setelah laporan mengejutkan tentang kontraksi ekonomi AS di kuartal pertama tahun ini. Namun, pasar mampu pulih dari tekanan intraday yang dalam.
Baca Juga
Harapan Kesepakatan Dagang Dongkrak Wall Street, Dow Melonjak 300 Poin
Indeks S&P 500 naik 0,15% ke level 5.569,06, sedangkan Dow Jones Industrial Average bertambah 141,74 poin atau 0,35% dan ditutup pada 40.669,36. Nasdaq Composite turun 0,09% ke 17.446,34.
Meski S&P 500 dan Dow mencatat reli tujuh hari beruntun, sesi perdagangan berlangsung liar. Pada titik terendahnya, S&P 500 sempat anjlok hampir 2,3% dan Dow merosot lebih dari 780 poin.
Secara bulanan, S&P 500 dan Dow menutup bulan April di zona merah, masing-masing turun 0,8% dan 3,2%, menjadikan bulan ketiga penurunan berturut-turut. Sementara itu, Nasdaq berhasil naik 0,9%, didukung sektor teknologi dan consumer discretionary.
Data PDB AS kuartal I yang turun 0,3% menjadi perhatian utama investor, menandai pembalikan tajam dari pertumbuhan 2,4% di akhir 2024. Penurunan ini sebagian besar disebabkan lonjakan 41% dalam impor, akibat perusahaan-perusahaan berusaha mendahului tarif tambahan dari Presiden Trump. Konsumsi domestik pun melambat tajam, menambah tekanan pada outlook pertumbuhan.
Baca Juga
Ekonomi AS Kuartal I-2025 Susut 0,3%, Ketidakpastian Tarif Trump Bayangi Aktivitas Bisnis
Namun investor akhirnya menepis kekhawatiran makro dan kembali melakukan aksi beli jelang penutupan, didukung ekspektasi bahwa data lemah akan mendorong The Fed segera memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
“Pasar kembali mempertimbangkan potensi pelonggaran moneter sebagai peluang akumulasi jangka menengah,” ujar Scott Helfstein dari Global X ETFs, sepeerti dikutip CNBC. Tapi, menurut dia, volatilitas masih akan tetap tinggi selama arah kebijakan fiskal dan perdagangan tetap tak menentu.
April menjadi bulan dengan dinamika pasar yang ekstrem, setelah pengumuman tarif “resiprokal” oleh Trump sempat menyeret S&P 500 turun hingga 11%, sebelum akhirnya pulih pasca pelunakan retorika kebijakan.
Pelaku pasar kini mengalihkan fokus ke data tenaga kerja AS yang akan dirilis Jumat ini, serta keputusan OPEC+ pada 5 Mei mendatang, yang berpotensi mempengaruhi sentimen pasar lebih lanjut.

