Arab Saudi dan Qatar Sepakat Bayar Utang Suriah ke Bank Dunia US$ 15 Juta
WASHINGTON DC, Investortrust.id – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dan Qatar sepakat untuk menyelesaikan utang Suriah sebesar sekitar US$ 15 juta kepada Bank Dunia.
Sebuah pernyataan bersama yang disampaikan oleh Kantor Berita Saudi (SPA) pada Minggu (27/4/2025) mengonfirmasi laporan tentang rencana untuk melunasi utang Suriah tersebut. Kedua negara Teluk itu mengatakan bahwa langkah ini akan membuka jalan bagi Bank Dunia untuk melanjutkan dukungan dan operasinya di Suriah setelah lebih dari 14 tahun dihentikan.
Mereka menyatakan bahwa rencana ini dilakukan "sebagai kelanjutan dari upaya yang sedang berlangsung oleh Kerajaan Arab Saudi dan Negara Qatar untuk mendukung dan mempercepat pemulihan ekonomi Republik Arab Suriah." Pembicaraan dan kesepakatan ini terjadi di sela genda IMF-World Bank Spring Meetings 2025 yang bertempat di Washington D.C., Amerika Serikat.
Dalam pernyataan bersama yang dikutip TheNationalNews.com, tertulis bahwa kedua negara "secara bersama-sama mengumumkan komitmen mereka untuk melunasi tunggakan utang Suriah kepada Kelompok Bank Dunia, yang berjumlah sekitar US$ 15 juta."
Baca Juga
Sebagaimana diberitakan, Suriah menghadapi kebutuhan besar untuk rekonstruksi setelah 14 tahun perang saudara, yang berakhir dengan tergulingnya pemimpin sebelumnya, Bashar Al Assad.
"Langkah ini juga akan membuka akses Suriah terhadap dukungan keuangan dalam waktu dekat untuk pengembangan sektor-sektor penting, serta bantuan teknis yang akan berkontribusi pada pembangunan institusi, pengembangan kapasitas, serta perumusan dan reformasi kebijakan untuk mendorong pembangunan," demikian pernyataan bersama tersebut.
Mereka juga menyerukan kepada lembaga keuangan internasional dan regional "untuk segera melanjutkan dan memperluas keterlibatan pembangunan mereka di Suriah serta memperbesar upaya untuk meningkatkan kehidupan rakyat Suriah."
Suriah memiliki tunggakan sekitar US$ 15 juta kepada Bank Dunia yang harus dibayar sebelum lembaga keuangan internasional itu dapat menyetujui hibah dan bentuk bantuan lainnya.
Namun, Damaskus kekurangan mata uang asing, dan rencana sebelumnya untuk melunasi utang menggunakan aset yang dibekukan di luar negeri tidak berhasil. Pada bulan Januari, AS mengeluarkan pengecualian sanksi selama enam bulan untuk mendorong bantuan kemanusiaan, tetapi dampaknya terbatas.

