Sejumlah Bank RI Dikabarkan Cari Investor Baru, OJK Bilang Begini
JAKARTA, investortrust.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara perihal bank-bank yang dikabarkan sedang mencari investor baru. Diketahui, sejumlah bank yang diberitakan sedang mencari investor, yakni PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) atau Bank Muamalat, PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Panin Bank, hingga PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) atau JTrust.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan bawa pada prinsipnya OJK akan memberikan dukungan terhadap segala upaya penguatan permodalan perbankan, termasuk dalam hal masuknya investor strategis baru apabila hal tersebut akan berdampak positif bagi kinerja bank pada khususnya.
"Serta turut mendukung perbankan nasional yang lebih sehat, efisien, lebih berdaya saing dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional," ujar Dian dalam jawaban tertulis Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan April 2025, Minggu (25/5/2025).
Dian menjelaskan, dalam hal terdapat pengajuan permohonan dari calon investor strategis kepada OJK untuk melakukan investasi di sektor perbankan Indonesia, maka akan segera dilakukan evaluasi dan ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku.
Menurut Dian, saat ini iklim investasi dan kepercayaan atas kondisi fundamental di sektor perbankan masih positif. Hal itu tercermin dari pertumbuhan kredit industri perbankan yang tetap solid sebesar 9,16% (yoy) per Maret 2025 didukung kondisi likuiditas yang memadai, di tengah dinamika perekonomian global yang bergerak cepat.
Selanjutnya hingga posisi Maret 2025, pangsa pasar bank asing dan kantor cabang bank asing di perbankan Indonesia baru mencapai sebesar 24,99%, dengan kontribusi pada penyaluran kredit mencapai sebesar Rp 1.776,02 triliun atau 22,46% dari total penyaluran kredit perbankan Indonesia, serta penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai sebesar Rp 1.927,08 triliun atau 21,39% dari total penghimpunan DPK perbankan nasional.
"Hal tersebut menunjukan ruang partisipasi bank asing di Indonesia masih sangat terbuka untuk berkontribusi pada industri perbankan di Indonesia sesuai dengan risk appetite investor asing yang masih tinggi, sejalan dengan kebutuhan foreign direct investment (FDI) dan peningkatan likuiditas valas di Indonesia," jelas Dian.

