Mitra Aplikator Layanan Transportasi Mulai Lirik BBG
JAKARTA, investortrust.id - PGN Gagas tengah menyiapkan sejumlah langkah untuk meningkatkan pemakaian bahan bakar gas (BBG) kendaraan tranportasi umum seperti bajaj, mitra aplikator layanan tranportasi hingga kendaraan pribadi.
Menurut Direktur Utama PGN Gagas, Santiaji Gunawan bahwa dalam membangun ekosistem BBG perlu diperhatikan infrastruktur, pasokan dan demand atau permintaan. “Bagian kami menyiapkan infrastrukurnya yang merupakan bagian dari pelayanan publik,” kata dia dikutip Rabu (11/6/2025).
Ia merinci, PGN Gagas sementara ini mengelola 11 SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas) yang dibangun sendiri berlokasi di Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Lampung hingga Kepulauan Riau. Selain itu, PGN Gagas juga memiliki 4 MRU (Mobile Refueling Unit) bergerak sesuai kebutuhan. “Nah, untuk mengatasi kelangkaan SPBG. PGN Gagas akan mengelola SPBG milik Pertamina,” kata dia.
PGN Gagas tak hanya memikirkan cara mendapatkan BBG, Menurut Santiaji bahwa tengah dirancang pendirian bengkel kendaraan BBG di beberapa SPBG. “Saat ini hanya ada 2 bengkel kendaraan BBG, jadi ini juga menjadi kendala kawan kawan pemakai BBG,” sambungnya.
Baca Juga
PGN Fasilitasi 800 Kendaraan Aerotrans Gunakan BBG Ramah Lingkungan
Tak cukup itu, dia juga tengah menyusun proposal skema pembiayaan Konverter BBG dengan skema bundling. “Kami sudah mengusulkan kepada Kementerian ESDM melalui Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur untuk skema bundling atau cicilan konverter ini dan mendapatkan tanggapan yang positif. Jadi kalau setiap hari nyicil Rp2.000 paling 1 tahun 4 bulan selesai dan konvertor jadi milik mereka,” papar dia.
Sebenarnya PGN Gagas telah memiliki program lain yang telah dijalankan selama ini. Menurut Ketua Komogas (Komunitas Mobil Gas), Andy Lala bahwa PGN Gagas miliki program peminjaman converter kit BBG. “Hanya ke depannya konsepnya mungkin disesuaikan dengan temuan di lapangan agar bisa lebih meringankan. Misalnya kerjasama dengan perusahaan pembiayaan atau skema terbaik dari Gagas,” harap dia.
Baca Juga
Subholding Gas Pertamina dan Bluebird Bahu-Membahu Pemanfaatan BBG
Dia menyebut, komunitasnya beranggotakan 450 orang yang umumnya berprofesi sebagai mitra aplikator layanan kendaraan umum. “Jumlah kami baru 450 karena banyak yang belum tahu manfaatnya,” kata dia.
Padahal menurut dia, penggunaan BBG dapat menekan beban biaya bahan bakar sampai 55% dibanding memakai BBM (Bahan Bakar Minyak). “Tadinya beban bahan bakar Rp 300-Rp 400 ribu perhari sekarang pakai BBG Rp 170 ribu per hari. Jadi kalau sebulan jalan 400 KM dengan tarif Rp 5.000 per kilo maka pendapatan mitra Rp 20 juta dengan penghematan Rp 6,6 juta perbulan,” ungkap dia.
Dengan menggunakan BBG maka konsumen menggunakan 2 bahan bakar secara terpisah atau Bi-Fuel. Bi-Fuel adalah sistem bahan bakar yang memungkinkan mesin untuk menggunakan dua jenis bahan bakar secara terpisah, bukan campuran, yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Gas (BBG). Sistem Bi-Fuel memungkinan mesin dapat beroperasi dengan menggunakan BBM dan BBG sebagai bahan bakar kendaraan secara bergantian.
Adapun kelebihan penggunaan BBG pada kendaraan diantaranya mengurangi konsumsi BBM, dengan menggunakan BBG sebagai bahan bakar tambahan, konsumsi BBM dapat dikurangi, sehingga dapat menghemat biaya operasional. Lalu mengurangi emisi gas buang karena BBG memiliki kadar emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan BBM. Serta meningkatkan efisiensi di mana sistem Bi-Fuel dapat meningkatkan efisiensi mesin, karena BBG dapat membantu meningkatkan proses pembakaran.
Berbagai keuntungan yang diperoleh dari penggunaan BBG, dapat menambah keuntungan pengemudi taksi online hingga dikisaran 3 bahkan 6 jutaan per bulan. “Lumayan untuk nambah bayar cicilan mobil dan nambah dapur ngebul," ucap salah satu mitra aplikator.

