Pembangunan Tanggul Raksasa Teluk Jakarta Strategi Hadapi Penurunan Tanah, Ini Progresnya
JAKARTA, investortrust.id – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyiapkan pembangunan tanggul di pesisir Teluk Jakarta sebagai langkah mengatasi penurunan muka tanah (land subsidence) dan mengurangi risiko banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Hingga 2024, Kementerian PU telah membangun tanggul pengaman pantai sepanjang 14,75 kilometer di enam lokasi Jakarta.
“Pengamanan pesisir pantai merupakan salah satu program prioritas Kementerian PU dan merupakan bagian dari PSN (proyek strategis nasional)," kata Menteri PU Dody Hanggodo dalam keterangan resmi, Selasa (10/6/2025).
Baca Juga
WSBP Update Proyek Pengaman Pantai Teluk Jakarta Senilai Rp 30,18 Miliar
Rencana pembangunan tanggul pesisir memasuki tahap 7, yang terdiri atas beberapa paket pekerjaan. Paket pertama dibangun di Kali Ancol sepanjang 100 meter, didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan dilaksanakan menggunakan skema kontrak tahun tunggal (single years contract/SYC) pada 2025. Saat ini, proyek tersebut dalam tahap persiapan lelang.
Dikatakan Dody, paket lanjutan tahap 7 mencakup pembangunan tanggul sepanjang 850 meter yang tersebar di Kali Ancol, Muara Baru Barat, dan Cilincing. Proyek ini sedang dalam tahap pengusulan anggaran melalui surat berharga syariah negara (SBSN), dan direncanakan menggunakan skema kontrak tahun jamak (multi years contract/MYC) pada 2026–2027.
Selain itu, Kementerian PU juga akan membangun satu unit sistem polder di Kali Dadap sebagai bagian sistem pengendali banjir terpadu, yang terintegrasi dengan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN). Pembangunan ini juga direncanakan dengan skema MYC dan didanai melalui SBSN.
Baca Juga
Kunjungi ITIF 2024, Produser Harry Potter Ungkap Bakal Bangun Resor di Teluk Jakarta
''Hingga 2024, Kementerian PU telah membangun tanggul pengaman pantai sepanjang 14,75 kilometer di enam lokasi, yakni Kalibaru, Kamal Muara, Muara Baru, Kali Ancol, dan Dadap," jelas Dody.
Adapun pembangunan tanggul laut ini merupakan bagian dari sistem pengendalian banjir terpadu yang juga mencakup penyediaan air bersih dan pengelolaan air limbah. Program ini terintegrasi dengan proyek Bendungan Karian dan Jatiluhur untuk penyediaan air bersih, serta Jakarta Sewerage Development System untuk peningkatan kualitas air di wilayah hilir.
''Upaya ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir, abrasi, dan penurunan muka tanah akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan,'' pungkas Dody.

