Perhapi: Transformasi Likuefaksi dan Gasifikasi Batu Bara Jadi Kunci Kedaulatan Energi
JAKARTA, Investortrust.id -- Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) mendorong pemanfaatan batu bara tidak hanya untuk pembangkit listrik, tetapi juga sebagai bahan baku pengganti impor energi melalui proses hilirisasi menjadi minyak (likuefaksi) dan gas (gasifikasi). Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Kajian Batu Bara Perhapi, FH Kristiono dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Batu Bara dan Kedaulatan Energi Nasional" di Mangkuluhur Artotel Suites, Jakarta, Rabu (28/5/2025).
"Selama ini kita kan impor minyak, minyak batu bara, impor gas. Padahal batu bara bisa dijadikan minyak, bisa jadi gas," kata Kristiono, di Jakarta, Rabu.

Menurutnya transformasi batu bara menjadi minyak dan gas menjadi kunci kedaulatan energi nasional. Pasalnya cadangan batu bara Indonesia masih melimpah dan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan pada energi impor.
"Kita harus bergerak ke batu bara di mana tidak hanya untuk ketahanan energi. Jangan ngomong ketahanan, itu sudah tahan kita, tapi kedaulatan energi," ucapnya.
Kristiono mengungkapkan, meskipun penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik akan menurun secara bertahap hingga 2055, namun pemanfaatannya dalam bentuk lain tetap dibutuhkan. Selain itu, langkah tersebut juga sejalan dengan target emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060.
"Kita masih perlu batu bara, tapi harus dilakukan retrofit dengan biomassa, atau di carbon capture, sehingga emisinya jadi nol. Jadi artinya kita masih comply to net zero emisi," ungkapnya.

Namun demikian ia mengingatkan kebutuhan investasi dalam transisi energi ini sangat besar. Diperlukan dana sekitar USD 1.000 miliar untuk sektor pembangkit, dan tambahan USD 100 miliar untuk pembangunan jaringan listrik.
"Jadi total-total itu, kalau dibagi 30 tahun, itu sekitar US$ 30 miliar per tahun yang kita harus spend. Atau sekitar kalau jadiin duit rupiah, Rp 480 triliun," tuturnya.


