Bahlil Ancam Cabut Izin Inpex jika Tak Segera Produksi
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan peringatan kepada Inpex yang menjadi operator proyek LNG Blok Masela. Pasalnya, dia menginginkan proyek tersebut bisa segera berproduksi.
Bahlil menegaskan bahwa pemerintah sedang menggenjot lifting minyak dan gas bumi (migas) nasional. Maka dari itu, dia berharap agar semua proyek bisa berproduksi secara maksimal. Sementara, pengembangan Blok Masela berjalan lambat.
“Inpex, yang Blok Masela, sudah 26 tahun itu dikasih (izin konsesinya). Saya sudah memberikan surat peringatan pertama. Masih main-main, peringatan kedua. Kalau tidak, kita cabut atas nama negara,” ujar Bahlil dalam acara Energy Mineral Forum 2025, Senin (26/5/2025).
Sekadar informasi, Inpex Corporation adalah perusahaan minyak dan gas asal Jepang yang saat ini menjadi operator utama Blok Masela di Indonesia melalui anak perusahaannya, Inpex Masela Ltd. Perusahaan ini memegang 65% hak partisipasi dalam proyek tersebut. Sejak tahun 2023, INPEX bermitra dengan Pertamina Hulu Energi Masela (20%) dan Petronas Masela Sdn. Bhd. (15%), setelah Shell menjual seluruh kepemilikannya di blok ini.
Baca Juga
PGN dan Inpex Sepakat! Pasokan Gas Blok Masela Siap Perkuat Energi Nasional
Bahlil memaparkan, Indonesia memiliki hampir 40.000 sumur minyak, tetapi tidak lebih dari 20.000 yang produktif. Selain itu, masih ada 301 wilayah hasil eksplorasi yang belum melakukan rencana pengembangan atau plan of development (POD).
Padahal, kata Bahlil, konsesi tersebut diberikan untuk dipergunakan dalam rangka meningkatkan produktivitas, produksi, dan pendapatan negara. Namun, masih banyak pihak yang sengaja menunda POD.
“Saya izin kepada Bapak Presiden, dengan segala hormat, kami akan evaluasi sampai pada tingkat pencabutan izin. Saya tidak main-main,” tegas mantan Menteri Investasi tersebut.
Lebih lanjut dia menyebutkan bahwa dalam waktu dekat ada sekitar 10 lebih sumur yang akan dievaluasi. Dia berharap evaluasi ini akan mampu mendorong peningkatan produksi migas nasional.
Sebagai informasi, realisasi lifting migas nasional pada tahun 2024 mencapai 1,606 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD). Capaian tersebut meleset dari target lifting dalam APBN 2024, yakni sebesar 1.668 MBOEPD.

