Jadi Pahlawan Ekonomi, Gim Lokal Bisa Raup Rp 30 Triliun Pasar Indonesia?
JAKARTA, investortrust.id - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) menempatkan industri gim nasional sebagai sektor strategis atau "pahlawan" dalam mendorong pertumbuhan ekonomi 8%. Hal ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dalam audiensi bersama Asosiasi Game Indonesia (AGI) beberapa waktu lalu.
“Kita paham bahwa industri gim menjadi industri yang amat besar dan terus berkembang. Ini bisa kita dorong sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Meutya, dikutip dari keterangan resmi, Senin (19/5/2025).
Baca Juga
Keluarga Trump Akan Luncurkan 'Game' Kripto Bertema Monopoli
Meutya menegaskan pentingnya dialog langsung dengan pelaku industri untuk merancang kebijakan yang tepat sasaran. Menurutnya, dukungan terhadap gim lokal menjadi bagian penting dalam menciptakan ekosistem digital yang mandiri dan berdaya saing global. “Kami percaya perlu memahami kebutuhan dan aspirasi para pelaku industri, terutama dari sektor gim lokal,” katanya.
Untuk langkah konkret, Dirjen Ekosistem Digital Kemenkomdigi Edwin Hidayat Abdullah mengumumkan peluncuran program innovation hub di Jakarta, Medan, dan Surabaya. Program ini nantinya akan memfasilitasi pendirian studio baru serta pelatihan talenta muda di bidang pengembangan gim.
“Kami ingin mendorong perusahaan baru dan pengembangan talenta melalui program innovation hub,” ujar Edwin.
Ia juga menyebut, Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) yang akan digelar di Bali pada 9–11 Oktober sebagai momen puncak konsolidasi industri gim nasional.
Ketua Umum AGI Shafiq Husein memaparkan bahwa valuasi pasar gim global telah mencapai US$ 187 miliar, tetapi kontribusi pengembang lokal Indonesia masih sangat kecil. “Dari pasar senilai Rp 30 triliun, hanya 2,5% atau Rp 750 miliar yang dinikmati developer lokal,” ujarnya.
Baca Juga
Shafiq turut menyebut rendahnya akses pendanaan menjadi penghambat utama pertumbuhan industri lokal. “Pengembang lokal sulit bersaing dengan produk luar karena minimnya dukungan awal,” tambahnya.
IGDX 2025 disebut menjadi ajang internasional bergengsi karena akan dihadiri oleh perusahaan besar, seperti Sony PlayStation dan Steam. “Tahun ini PlayStation akan hadir untuk pertama kalinya di IGDX Bali,” ujar Shafiq.
Meutya pun meminta jajarannya untuk segera memetakan potensi kolaborasi konkret dengan pelaku industri. “Sisir dahulu apa yang bisa dikolaborasikan, dan laporkan minggu depan. Prinsipnya, kami ingin membantu dengan ekosistem yang ada,” tutupnya. (C-13)

