Pengamat Sebut Pengalihan Impor Minyak dari Singapura ke AS justru Untungkan Indonesia
JAKARTA, investortrust.id – Direktur PT Laba Forexindo Berjangka yang juga analis komoditas Ibrahim Assuaibi menilai rencana pemerintah untuk mengalihkan impor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura ke Amerika Serikat (AS) untungkan Indonesia. Pasalnya, Indonesia tidak perlu lagi membeli minyak melalui broker dengan harapan lebih efisien.
Saat ini, porsi impor minyak Indonesia dari Singapura sebesar 54-59%. Padahal, kata Ibrahim, Singapura bukan produsen minyak, melainkan mengambil dari Amerika Serikat (AS), Timur Tengah, hingga Rusia.
Baca Juga
'Bye-bye' Singapura! Indonesia Beralih Impor BBM ke AS, Tahap Awal 59%
“Selama ini, Indonesia itu mengimpor dari Singapura. Singapura itu kan hanya broker. Jadi, kita membeli minyak tidak langsung dari negara yang memiliki minyak, karena transitnya di Singapura,” ujar Ibrahim saat dihubungi Investortrust, Rabu (14/5/2025).
Oleh karena itu, menurut dia, dengan penerapan tarif timbal balik (reciprocal tariff) sebesar 32% terhadap Indonesia oleh AS bisa menjadi kesempatan bagus. Indonesia tentu bisa membeli barang secara langsung dari AS untuk menyeimbangkan neraca perdagangan.
“Dengan adanya perang dagang dengan pengenaan biaya impor 32%, sehingga ada deal-deal antara pemerintah AS dan pemerintah Indonesia. Yang pertama akan ada tambahan kuota impor dari AS. Kemudian, bea impor, bea masuk, akan diturunkan 0-5%,” papar dia.
Baca Juga
Pemerintah Masih Negosiasi dengan AS soal Tambahan Kuota Impor Minyak dan LPG, Ini 'Update'-nya
Selain itu, dia menjelaskan, kesepakatan ini akan membuat barang-barang yang masuk dari AS ke Indonesia tidak dikenakan PPe dan PPh dan bakal diterapkan pula deregulasi.
“Karena Pemerintah Indonesia sudah berjaji akan menaikkan kuota impornya, supaya seimbang, berarti Indonesia harus melakukan impor langsung ke Amerika. Nah ini, kesempatan terbaik bagi pemerintahan untuk membeli barang langsung dari produsen di AS tanpa melalui mediator,” tegas Ibrahim.

