Optimalkan CEPA, Kadin Soroti Peran Indonesia dalam Rantai Pasok Global
JAKARTA, investortrust.id - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menekankan pentingnya pemanfaatan optimal perjanjian perdagangan komprehensif (CEPA) sebagai strategi untuk memperkuat peran Indonesia dalam rantai pasok global. Hal ini menjadi fokus utama dalam forum diskusi strategis bertajuk 'Diskusi Optimalisasi CEPA dan Perjanjian Perdagangan Internasional Pasca Liberation Day'.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan Internasional dan Perjanjian Internasional, Pahala Mansury, menyebut bahwa Indonesia telah memiliki lebih dari 25 perjanjian dagang, termasuk delapan CEPA yang sudah aktif. Menurutnya, ini menjadi peluang besar di tengah ketidakpastian global seperti perang dagang dan penerapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat AS.
“Topik ini sangat relevan, karena saat ini hanya sekitar 10 persen perdagangan global yang berasal dari AS. Artinya, kita masih punya banyak potensi ekspor ke berbagai pasar lainnya,” kata Pahala di Menara Kadin, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Dalam forum tersebut, Kadin menghadirkan sejumlah narasumber dari Boston Consulting Group (BCG), Centre for Strategic and International Studies (CSIS), dan perwakilan Kementerian Perdagangan. Diskusi juga menyoroti pentingnya menjadikan Indonesia bagian dari rantai pasok global, bukan sekadar negara tujuan ekspor.
“Negara-negara pemilik CEPA rata-rata memanfaatkannya untuk menjadi bagian dari rantai pasok produksi mitra dagangnya. Itu juga yang harus kita dorong,” jelas Pahala.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal menambahkan bahwa CEPA harus dilihat sebagai instrumen untuk meningkatkan bukan hanya perdagangan, tetapi juga investasi, jasa, pembangunan, dan kerja sama ekonomi secara menyeluruh.
“CEPA harus bisa memberikan nilai tambah nyata bagi daya saing nasional,” ujarnya.
Sedangkan bagi Senior Advisor Global Advantage Boston Consulting Group (BCG) Andrew Kenny menyebut, banyak negara di Asia dan Eropa yang tetap menjaga sistem perdagangan terbuka di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian.
“Indonesia punya peluang besar untuk memperkuat posisinya di global value chain, terutama dengan tren seperti 'China Plus One'. Tapi ini butuh sinergi kuat antara pemerintah dan dunia usaha,” jelasnya.
Di akhir diskusi, Kadin berharap forum ini menjadi langkah konkret untuk mendorong pemanfaatan CEPA secara strategis dan menyeluruh, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pemain penting dalam rantai pasok global. (C-13)

