main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. business

Indonesia Dihadapkan Ancaman Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi pada 2025

 

JAKARTA, investortrust.id - Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menjelaskan, perekonomian Indonesia masih akan dihadapkan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada 2025 karena penurunan daya beli sejak 2024.

 

“Perekonomian Indonesia telah mengalami tren perlambatan sejak 2024 yang ditunjukkan penurunan daya beli, penurunan indeks penjualan riil, dan rendahnya inflasi,” kata Piter, saat diskusi yang digelar Universitas Paramadina secara daring, Senin (28/4/2025).

 

Piter menjelaskan, penurunan daya beli masyarakat terlihat dari melemahnya penjualan sektor barang konsumen primer dan non-primer. 

 

Baca Juga

Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Makin Berat, Indef Minta Pemerintah Perkuat Hilirisasi

 

Berdasarkan catatan Segara Research Institute, penjualan sektor barang konsumen primer sebesar 10,3% pada 2022. Namun, angka tersebut turun pada 2023 sebesar 7,4% dan 0,2% pada 2024. 

 

Penurunan juga terjadi pada penjualan barang konsumen nonprimer. Pada 2022, sektor ini tercatat turun sebesar 14,7% pada 2022. Sementara pada 2023 dan 2024, masing-masing sebesar 12,9% dan -0,4%. “Ini memverifikasi adanya perlambatan konsumsi di masyarakat,” ujar dia.

 

Penurunan daya beli masyarakat ini kerap diingkari pemerintah. Menurut Piter, penurunan ini kerap disandingkan dengan peningkatan penjualan mobil listrik. “Penurunan daya beli itu umumnya terjadi pada kelompok menengah bawah,” kata dia.

 

https://res.cloudinary.com/dzvyafhg1/image/upload/v1742641333/investortrust-bucket/images/1742641336364.jpg
Pabrik pemurnian logam mulia di dalam area Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Foto: Dok. PTFI ()
Source: Dok. PTFI

 

Kelompok menengah bawah ini, menurut Piter, juga dihadapkan pada persoalan pemutusan hubungan kerja (PHK). Berdasarkan data Indeks ketersediaan lapangan kerja (IKLK) Bank Indonesia (BI) Januari-Maret 2025, optimisme masyarakat masih terjaga, tetapi mengalami degradasi sejak Januari 2025. 

 

Penurunan optimisme ini utamanya terjadi pada kelompok masyarakat dengan pengeluaran Rp 1 juta hingga Rp 2 juta, Rp 2,1 juta hingga Rp 3 juta, pengeluaran Rp 3,1 juta hingga Rp 4 juta, serta pengeluaran Rp 4,1 juta dan 5 juta. “Jadi maraknya PHK itu umumnya mengena pada kelompok menengah ke bawah,” ucap dia.

 

Baca Juga

IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia, Apa Kabar Pertumbuhan 8%?

 

Fenomena lain yang dapat menjadi rujukan, yaitu kondisi Ramadan dan Idulfitri 2025. Pada peristiwa besar keagamaan besar ini, indeks penjualan riil (IPR) yang biasanya meningkat tak terjadi. “Pada 2025 kenaikan itu tidak terjadi. Kalaupun naik, kenaikannya sangat terbatas dan cepat turun,” jelas dia.

 

Selain dua hal tersebut, Piter menyoroti kondisi inflasi yang rendah. Penurunan permintaan terhadap komponen inflasi inti seharusnya menjadi sesuatu yang dikhawatirkan pemerintah. “Ini cerminan kondisi tidak cukupnya demand yang bisa berdampak kepada tidak cukupnya pertumbuhan ekonomi nantinya,” ujar dia.

 

Dengan kondisi ini, Piter khawatir bahwa pemerintah akan sulit mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang ada. Terlebih terjadi aliran modal keluar yang besar di pasar modal dan fluktuasi terhadap nilai tukar rupiah. “Yang kita perlu lihat adalah sebenarnya bagaimana respons kebijakan yang ada,” kata dia.

 

BERITA TERKAIT

  • Indonesia Dihadapkan Ancaman Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi pada 2025

    28/04/2025, 06.20 WIB
  • Ekonom Bank Mandiri Optimistis Perlambatan Ekonomi di Kuartal I 2025 Jadi Fase Normalisasi ke Pertumbuhan yang Lebih Sehat dan Seimbang

    19/05/2025, 09.39 WIB
  • Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2025 4,87%, Alarm Serius Perlambatan Konsumsi dan Investasi

    05/05/2025, 12.48 WIB
  • Pertumbuhan Ekonomi KuartaI I 2025 Melambat, Celios Peringatkan Ancaman Resesi Teknikal

    05/05/2025, 12.07 WIB
  • IHSG Menguat di Tengah Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi, Ini Sebabnya 

    05/05/2025, 08.47 WIB

ARTIKEL POPULER

  • Ecentio Tumbler Navy Selling
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATEDssss