AS Akan Reformasi WTO, IMF, dan Bank Dunia, Sri Mulyani: Kita Ambil Sikap
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, Amerika Serikat (AS) akan mereformasi sejumlah lembaga keuangan internasional, seperti World Trade Organization (WTO), International Monetary Fund (IMF), dan Bank Dunia.
Wacana itu didengarnya dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent saat perundingan tarif resiprokal.
“Seperti IMF dan Bank Dunia yang akan menjadi ajang bagi pelaksanaan berbagai agenda nasionalnya, AS, melalui lembaga-lembaga tersebut,” kata Sri Mulyani, saat konferensi pers mengenai perkembangan perundingan tarif, Jumat (25/4/2025) waktu Indonesia.
Baca Juga
WTO : Prospek Perdagangan Global ‘Memburuk’ di Tengah Ketidakpastian Tarif Trump
Rencana AS tersebut dilakukan agar agenda Negeri Paman Sam itu dapat terus terakomodasi melalui lembaga-lembaga keuangan dunia tersebut.
Melihat wacana itu, Sri Mulyani menyebut Indonesia dan negara lain akan mengambil sikap dengan hati-hati setelah mencermati perkembangan yang dilakukan AS.
“Kita juga harus terus mempelajari perkembangan ini,” ujar dia.
Sementara itu, ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi meminta Indonesia tak boleh mengikuti arus. Sikap tegas diperlukan untuk memperjuangkan kepentingan nasional dan multilateral Indonesia.
Baca Juga
Wamenlu Sebut Idealnya Kebijakan Tarif Trump Bisa Digugat di WTO
“Selain itu, menjaga ruang kedaulatan kebijakan, terutama di sektor strategis yang menyangkut industri, energi, dan perlindungan sosial. WTO harus tetap menjadi arena kesetaraan, bukan instrumen dominasi terselubung,” kata Syafruddin.
Menurut Syafruddin, di dalam WTO, tersimpan relasi kuasa yang timpang. Reformasi WTO yang didorong AS, berpotensi mengaburkan prinsip multilateralisme.
"Selain itu, membuka ruang bagi tekanan baru dalam bentuk konsesi dagang, deregulasi, dan pembatasan kebijakan domestik,” tegas dia.

