Menkes Lapor ke Prabowo soal Peningkatan Kasus Covid-19 di Indonesia
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menghadap Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Budi Gunadi mengaku akan melaporkan kepada Prabowo mengenai peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.
"Covid-19. Lebih ke situ," kata Budi Gunadi.
Baca Juga
Gedung Putih Ganti Situs Covid Dengan Teori Kebocoran Lab Wuhan
Menkes mengakui terjadi peningkatan kasus COVID-19 di sejumlah negara. Peningkatan kasus Covid-19 terutama berasal dari subvarian Omicron JN.1. Namun, untuk di Indonesia sendiri, katanya, peningkatan kasusnya relatif masih kecil sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
"Memang di luar negeri naik, tetapi itu variannya, subvarian dari Omicron. Jadi, itu sama dengan subvarian kita lihat yang JN.1. Jadi, harusnya tidak usah khawatir," kata Menkes.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi meminta masyarakat untuk mewaspadai kenaikan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Hal ini mengingat adanya kenaikan kasus Covid-19 di sejumlah negara di kawasan Asia, seperti Thailand, Hongkong, Malaysia, dan China.
“Bagaimanapun kalau sudah ada di negara tetangga peningkatan kasus, kita kan juga harus mulai kewaspadaan,” kata Hasan Nasbi di kantor PCO, Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Hasan mengungkapkan positivity rate tertinggi kasus Covid-19 mencapai 3,68%. Artinya, dari 100 orang yang dilakukan tes, ditemukan hampir 4 orang yang terindikasi positif Covid-19.
“Di negara kita juga ditemukan beberapa kasus positif. Yang tertinggi mungkin minggu ke-19 kemarin 3,68% positivity rate-nya. Jadi kalau dari 100 orang diuji spesimennya, ada 3,68 atau hampir 4 orang yang terindikasi positif. Ini bentuk kewaspadaan,” ujarnya.
Hasan juga menyoroti surat edaran (SE) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Menurutnya, surat edaran tersebut bentuk kewaspadaan karena beberapa negara tetangga sudah mengalami peningkatan kasus positif Covid-19. Hasan kembali mengingatkan agar masyarakat kembali ke protokol hidup sehat seperti yang pernah dijalankan saat pandemi Covid-19. Beberapa di antaranya membiasakan mencuci tangan, menggunakan masker, dan memeriksakan diri jika mengalami gejala pusing, flu, dan sakit tenggorokan.
“Jadi ini bukan buat menakut-nakuti, tetapi harus waspada wajib. Karena kita sudah pernah melewati pengalaman seperti ini, maka waspada itu wajib,” katanya.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat terdapat 38 kasus positif Covid-19 di Jakarta sejak awal tahun 2025. Dinkes DKI Jakarta memastikan belum ada lonjakan signifikan kasus Covid-19, meski sejumlah negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Hongkong mengalami peningkatan.
Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ovi Norfiana mengimbau warga Jakarta waspada demi mengantisipasi potensi penyebaran virus Covid-19.
“Berdasarkan data yang terhimpun dari berbagai laboratorium pemeriksa spesimen COVID-19 sejak 1 Januari–31 Mei 2025, tercatat sebanyak 38 kasus positif COVID-19, dengan puncak kasus terjadi pada bulan Januari sebanyak 25 kasus, lalu Februari 2 kasus, Maret 1 kasus, April 4 kasus, dan Mei 6 kasus. Dan tidak ada kematian yang dilaporkan akibat Covid-19 selama periode tersebut,” kata Ovi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/6/2025).
Baca Juga
CIA: Covid-19 Kemungkinan Besar Disebabkan Kebocoran Laboratorium di China
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diketahui telah mengeluarkan surat edaran (SE) untuk meningkatkan kewaspadaan Covid-19 maupun risiko wabah lainnya menyusul peningkatan angka Covid-19 di sejumlah negara di Asia.
Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes Murti Utami mengatakan, memasuki minggu ke-12 2025 sampai dengan saat ini, Covid-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura.
"Varian Covid-19 dominan yang menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1, di Singapura LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1), di Hongkong JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1). Meski demikian transmisi penularannya masih relatif rendah, dan angka kematiannya juga rendah," ujar Murti dikutip dari Antara.
Untuk kasus Covid-19 di Indonesia, memasuki minggu ke-20 saat ini menunjukkan tren penurunan kasus konfirmasi mingguan dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi tiga kasus pada minggu ke-20 atau positivity rate sebesar 0,59%, dengan varian dominan yang beredar adalah MB.1.1.
Dalam surat edaran itu, disampaikan beberapa hal yang harus dilakukan oleh unit kesehatan serta para pemangku kepentingan. Beberapa di antaranya, memantau perkembangan situasi dan informasi global terkait kejadian Covid-19 melalui kanal resmi pemerintah dan WHO, serta meningkatkan kewaspadaan dini dengan memantau dan memverifikasi tren kasus ILI/SARI/Pneumonia/Covid-19 melalui pelaporan rutin sistem kewaspadaan dini dan respons (SKDR).
Kemudian, menggencarkan promosi gaya hidup sehat dan kewaspadaan Covid-19, seperti dengan menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun (CTPS) atau menggunakan hand sanitizer. Selanjutnya, menggunakan masker bagi masyarakat yang sakit atau jika berada di kerumunan. Selanjutnya, segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernafasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko. Kemenkes juga mengingatkan pentingnya deteksi dini dan respons kasus yang sesuai dengan ketentuan, guna menghindari risiko penyebaran wabah.

