Airlangga Lapor ke Prabowo soal Perkembangan Negosiasi Tarif Trump
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadap ke Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/4/2025). Airlangga melaporkan mengenai perkembangan negosiasi tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump.
"Saya baru kembali dari AS, saya laporkan hasilnya ke Presiden," kata Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/4/2025).
Baca Juga
Efek Tarif Trump, Hulu Tekstil Siap Investasi Rp 4,2 Triliun
Airlangga diketahui memimpin tim negosiasi Indonesia ke AS. Delegasi Indonesia tersebut telah bertemu dengan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Menteri Sekretariat Negara AS Marco Rubio, dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent.
Dalam laporannya kepada Prabowo, Airlangga mengatakan, Pemerintah AS mengapresiasi proposal yang diajukan Indonesia. Selain komprehensif, Airlangga menyebut proposal Indonesia yang diajukan pada 7 dan April 2025 juga berupaya menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara. Indonesia akan beli secara langsung komoditas dari AS dengan nilai lebih dari US$ 19,5 miliar.
"Karena surat kita relatif komprehensif, terkait non-tarif, dan rencana Indonesia menyeimbangkan neraca perdagangan. Kita sebut fair and square. Mereka kan neraca perdagangannya sekitar US$ 19 miliar, kita berikan lebih dari US$ 19,5 miliar. Jual beli langsung 19,5 miliar, tetapi kita ada proyek yang akan dibeli dari AS," paparnya.
Selain itu, Indonesia menyampaikan Indorama akan menanamkan investasi untuk menggarap proyek blue amonia senilai US$ 2 miliar di Louisiana. Dalam proposal itu, Indonesia meminta tarif yang setara dengan negara lainnya.
"Kami meminta tarif kita setara dengan negara lain. Apakah ke Vietnam, Bangladesh, sehingga dengan yang lain kita ada equal level playing field," paparnya.
Airlangga mengatakan, Prabowo mengarahkan agar proposal yang diajukan Indonesia adalah win-win solutions. Indonesia tidak membedakan satu negara dengan negara lain.
"Artinya relatif yang kita tawarkan adalah apa yang sedang dilakukan di dalam negeri, salah satunya melakukan deregulasi melalui satgas yang dibentuk," paparnya.
Baca Juga
OJK Ungkap Perbankan Syariah Tetap Tunjukkan Ketahanan di Tengah kebijakan Tarif Trump
Dalam kesempatan ini, Airlangga mengatakan, Prabowo telah menyetujui pembentukan tiga satgas. Ketiga satgas itu, yakni satgas perundingan perdagangan investasi dan keamanan, satgas perluasan kesempatan kerja dan mitigasi PHK serta satgas deregulasi kebijakan.
"Dengan satgas perundingan kita bisa percepat perundingan dengan AS," tegasnya.

