Formappi: Tindak Lanjut Wacana Pemakzulan Gibran Tergantung DPR
"Melihat DPR yang sekarang ini, jangankan bicara isu pemakzulan, bicara soal apa yang jadi fungsi dan tugas dan mereka saja di bidang legislasi, anggaran, pengawasan kita sulit untuk melihat bahwa kita punya harapan pada DPR atau MPR sekarang ini untuk mewujudkan apa yang jadi aspirasi termasuk apa yang disampaikan oleh para purnawirawan," kata Lucius dalam diskusi bertajuk 'Memakzulkan Gibran: Tinjauan Konstitusi dan Politik', Jumat (9/5/2025).
Oleh karena itu menurutnya ide memakzulkan Gibran dinilai menjadi sulit secara politis dilakukan ketika DPR saat ini lebih layak menyandang predikat Dewan Perwakilan Penguasa ketimbang Dewan Perwakilan Rakyat. Sedangkan jika wacana pemakzulan ini muncul dari rakyat, DPR justru akan menjadi kelompok yang berhadap-hadapan dengan rakyat itu sendiri.
"Itu yang buat saya ide pemakzulan ini sejak awal sulit untuk dilihat titik terangnya keberlanjutannya," ucapnya.
Kendati demikian ia mengapresiasi gagasan para purnawirawan tersebut. Hal tersebut dinilai sebagai bentuk sensitivitas para purnawirawan terhadap situasi politik saat ini.
"Poin pentingnya para purnawirawan ini punya keresahan terkait situasi bangsa saat ini dan salah satu yg menjadi masalah mendasar ini soal status wakil presiden kita," ungkapnya.
Menurutnya munculnya beragam kritik terhadap posisi Gibran saat ini memelihara konsistensi terhadap kritik yang selama ini disuarakan sejak sebelum pemilu. Sedangkan bagaimana ini akan berlanjut menurutnya sangat tergantung perkembangan politik di parlemen.
"Mari kita tunggu apa yang terjadi selanjutnya, kita berharap kritik atau upaya dari para purnawirawan itu ditindaklanjuti dengan semangat kita sebagai warga negara terus melakukan kontrol terhadap kekuasaan yang ada sekarang ini," tuturnya. (C-14)

