Ketua Komisi X DPR Ingatkan Sinergi untuk Wujudkan Pendidikan Bermutu
JAKARTA, Investortrust.id -- Hari Pendidikan 2025 mengangkat tema "Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua". Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan bahwa tema tersebut menekankan keterlibatan seluruh elemen masyarakat secara aktif dan menyeluruh.
"Sinergi dan kerjasama kita semua, membutuhkan keterlibatan aktif sesuai peran dan tanggung jawab masing-masing, bergotong-royong lintas sektor, untuk memastikan setiap anak Indonesia memperoleh haknya atas pendidikan yang layak, merata, dan bermutu," kata Hetifah dalam keterangannya, Jumat (2/5/2025).
Hetifah menegaskan bahwa Komisi X DPR RI berkomitmen penuh menjalankan fungsi anggaran, pengawasan, dan legislasi, sebagai bagian dari partisipasi dalam mewujudkan pendidikan
bermutu untuk semua. Ia merinci, pada fungsi anggaran, DPR telah mengupayakan sepenuhnya agar anggaran fungsi pendidikan membiayai sepenuhnya pada program-kegiatan, yang berkait langsung dengan pendidikan.
"Anggaran pendidikan mandatory spending 20% dalam APBN/APBD, harus benar-benar dipenuhi untuk kebutuhan pendidikan sesuai amanat Pasal 31 ayat (4) UUD NRI Tahun 1945 dan Pasal 49 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional," ucapnya.
Ia melanjutkan, pada fungsi pengawasan, Komisi X mengawal penuh pelaksanaan kebijakan dan program pendidikan, agar berjalan sesuai dengan peraturan perundangundangan serta tepat sasaran.
Kemudian pada fungsi legislasi, DPR RI dan pemerintah terus mengonsolidasi UU sektor pendidikan (UU 20/2003 tentang Sisdiknas, UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi, UU 14/2005 tentang Guru dan Dosen, UU 18/2019 tentang Pesantren, maupun pasal-pasal pendidikan dalam UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah), ke dalam satu dokumen hukum yang sistematis dan terstruktur (kodifikasi).
"Membenahi dan membangun pendidikan, adalah pekerjaan yang tidak pernah selesai. Kesenjangan akses dan kualitas; distribusi, kesejahteraan, dan perlindungan pelaku pendidikan; perundungan dan kekerasan di satuan pendidikan; partisipasi rendah dan angka putus sekolah; hingga perilaku koruptif yang masih tersisa, merupakan masalah masih kita hadapi bersama, yang harus diurai secara bersama-sama pula," ajaknya.
Politikus Partai Golkar itu mengingatkan kembali bahwa hakikat pendidikan adalah proses membentuk pribadi yang utuh, tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter, bermoral, dan peduli sosial.
Menurutnya pendidikan adalah praktik menyadarkan manusia pada potensi dan realitasnya, sekaligus sebagai sarana pewarisan nilai, budaya, dan pengetahuan antar generasi.
"Ujungnya, pendidikan harus mampu mentransformasi cara berpikir dan bertindak, memberdayakan individu agar mampu mengubah hidup dan berkontribusi pada masyarakat. Sehingga peringatan Hardiknas, akan selalu relevan untuk menyadarkan kita, bahwa pendidikan bukan hanya soal hari ini, tetapi juga soal masa depan," ungkapnya.
Ia berharap Hari Pendidikan Nasional menjadi momentum untuk memperkuat semangat gotong-royong dan kolaborasi semua pihak, serta memperteguh komitmen bersama dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu, inklusif, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Hetifah berterima kasih kepada para pendidik dan tenaga kependidikan sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan, kepada seluruh peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, kepada orangtua dan keluarga sebagai pendidik pertama di rumah.
"Selamat Hari Pendidikan Nasional," ucapnya. (C-14)

