JAKARTA, investortrust.id – Aset kripto yakni Bitcoin (BTC) kembali menembus level psikologis US$ 110.000 pada Selasa (10/6/2025) pukul 04.00 WIB. Harga ini menjadi level tertinggi dalam dua pekan terakhir.

 

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menjelaskan optimisme pasar meningkat, seiring perkembangan positif dalam pembicaraan dagang antara AS dan China. Proses ini berpotensi meredakan ketegangan geopolitik dan membuka ruang untuk risk-on assets, seperti kripto.

 

BTC pada Selasa (10/6/2025) pukul 08.00 WIB diperdagangkan di kisaran US$ 110.026, menguat sekitar 4,06% dalam 24 jam terakhir, dan sempat menyentuh US$ 110.600.

 

Data Coinglass menunjukkan, dalam 4 jam terakhir, total posisi yang dilikuidasi mencapai lebih dari US$203 juta, dengan porsi besar berasal dari posisi short senilai US$ 197 juta.

 

Baca Juga

Para Pakar Beberkan Strategi Utama Cara Pensiun Dini dengan Bitcoin

 

“Ini menandakan bahwa reli ini ditopang oleh tekanan beli yang memaksa banyak trader berposisi melawan tren pasar keluar dari posisi mereka,” ungkap Panji dalam keterangan resminya, Selasa (10/6/2025).

 

Dengan reli hampir 5% dalam tujuh hari terakhir sejak penurunan tajam ke bawah US$ 101.000 pada 5 Juni, Panji menilai bahwa Bitcoin tampak kembali menemukan momentumnya.

 

Baca Juga

Harga Bitcoin Melaju Kencang hingga Tembus Lagi Level Psikologis US$ 110.000 per Koin

 

Dia menambahkan, optimisme makroekonomi global menjadi angin segar bagi industri kripto. Retorika yang muncul dari presiden AS, pasca-panggilan telepon dengan presiden China, mengindikasikan potensi pelonggaran ekspor dan pembukaan jalur diplomatik baru antara dua ekonomi terbesar dunia. 

 

“Secara historis, ketegangan AS–China seringkali menjadi pemicu volatilitas di pasar global dan setiap sinyal positif akan langsung disambut pelaku pasar dengan aksi akumulasi aset berisiko tinggi seperti Bitcoin,” ucap Panji

 

Sementara itu, Ethereum (ETH) turut reli ke atas US$ 2.640, naik 4,5% dan Solana (SOL) naik 3% ke level mendekati US$ 160. Hal ini menunjukkan bahwa sentimen positif tersebut tidak terbatas pada BTC saja.