Lolos dari Rugi, Laba Bersih Sreeya Sewu (SIPD) 2024 Digunakan Untuk Hal Ini
JAKARTA, investortrust.id – PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) berhasil mencetak laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,32 miliar sepanjang 2024. Raihan tersebut membalikkan posisi rugi tahun 2023 senilai Rp 17,31 miliar.
Meski torehkan laba Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Sreeya Sewu yang digelar, Kamis (5/6/2025), sepakat untuk tidak membagikan dividen. Keuntungan ini akan menjadi laba ditahan.
“Dana dari laba bersih sebesar Rp 665 juta akan disisihkan dan dibukukan sebagai dana cadangan perseroan. Sisanya dibukukan sebagai laba ditahan,” jelas Komisaris Utama Sreeya Sewu Antonius Joenoes Supit yang memimpin RUPST di Sequis Center, Jakarta, Kamis (5/6/2025).
Baca Juga
BRI Danareksa Sekuritas Targetkan IHSG 7.350 Tahun Ini, Pilihan Sektor Logam hingga 5 Emiten Ini
Manajemen menjelaskan, keputusan ini sesuai ketentuan Pasal 70 dan 71 Undang-Undang no.40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas, yang menyebutkan bahwa dividen hanya boleh dibagikan apabila perseruan mempunyai saldo laba positif.
Kemudian merujuk ketentuan Pasal 24 ayat 2 anggaran dasar perseroan, disebutkan bahwa dividen hanya dibayarkan sesuai kemampuan keuangan perseroan, berdasarkan keputusan yang diambil dalam rapat umum pemegang saham.
“Maka berdasarkan kondisi saat ini, perseroan tidak membagikan dividen tunai kepada pemegang saham. Perseroan akan menggunakan saldo laba, setelah dikurangi penyisihan cadangan untuk menambah modal kerja perusahaan,” sambung Antoni.
Tahun lalu, perseroan membukukan laba bersih Rp 3,32 miliar, membalikkan posisi rugi pada 2023 yang sebesar Rp 17,31 miliar. Sedangkan total penjualan bersih Sreeya Sewu pada 2024 turun 11,98% (yoy) menjadi Rp 5,36 triliun.
Baca Juga
Sektor Ketenagalistrikan Butuh Banyak Tenaga Kerja, PLN Siapkan SDM Unggul
Bila dibagi berdasarkan segmen, bisnis pakan ternak menjadi kontributor utama dengan realisasi penjualan sebesar Rp 2,61 triliun, setara 48,71% dari total penjualan bersih. Hal ini mencerminkan dominasi segmen tersebut dalam struktur pendapatan perusahaan.
Selanjutnya, segmen bisnis pembibitan dan peternakan ayam menorehkan pendapatan Rp 1,51 triliun atau 28,24% dari total penjualan bersih yang tercatat tahun lalu. “Segmen ini berperan penting dalam stabilisasi pendapatan,” jelas Direktur Utama Sreeya Sewu Sungkono Sadikin.
Terakhir, lini usaha ayam potong dan makanan beku memberikan kontribusi sebesar Rp 1,24 triliun atau 23,06% dari total penjualan dan mendukung ketahanan bisnis di sektor hilir.

