Fakta Mengejutkan! Literasi Kripto di Indonesia Cuma 32%, Jauh di Bawah Inklusi Keuangan
JAKARTA, investortrust.id – Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Djoko Kurnijanto mengungkapkan, saat ini tingkat inklusi dan literasi keuangan di Indonesia masih ada kesenjangan signifikan. Bahkan untuk kripto, hanya sekitar 32% masyarakat yang memahami (literasi) cara melakukan transaksi kripto.
Hal tersebut disampaikan dalam acara "Investortrust Goes to Campus: Financial Literacy on Crypto" bersama PT Pintu Kemana Saja (Pintu) dan Universitas Bakrie di Bakrie Tower, Jakarta, Senin (2/6/2025).
Baca Juga
Asuransi Makin Dilirik Saat Literasi dan Inklusi Naik Bareng di 2025! Ini Jurus Jitu BNI Life
Djoko menyebutkan, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) terbaru, tingkat inklusi keuangan nasional telah mencapai 76%. Namun, tingkat literasi keuangan baru berada di kisaran 65%.
“Lebih dalam lagi, ada yang dinamakan digital financial literacy, itu lebih rendah lagi. Tahun 2023 baru mencapai 41%, meskipun tahun terakhir ini sudah hampir mendekati 60%, tetapi masih tetap di bawah dari financial literacy itu sendiri,” ujarnya.
Ia juga menyoroti adanya kesenjangan yang lebih besar pada pemahaman masyarakat terhadap aset kripto. Berdasarkan data dari cryptoliteracy.org untuk periode 2023–2024, secara global hanya sekitar 32% masyarakat yang memahami (literasi) cara melakukan transaksi kripto. Angka global tersebut, menurut Djoko, relatif sama jika diterapkan pada konteks Indonesia.
“Artinya ada gap terus nih, financial literacy lebih rendah daripada inklusinya, kemudian digital financial literacy pun juga lebih rendah daripada financial literacy, dan kemudian crypto literacy pun malah lebih rendah lagi,” jelasnya.
Berdasarkan SNLIK OJK 2025 tercatat bahwa indeks literasi keuangan nasional pada 2025 sebesar 66,46%, meningkat dibanding literasi keuangan nasional pada 2024 sebesar 65,43%. Sementara itu, indeks inklusi keuangan nasional pada 2025 sebesar 80,51%, naik dibanding inklusi keuangan nasional pada 2024 sebesar 75,02%.
Baca Juga
Tingkatkan Literasi Keuangan Kaum Muda, OJK Gelar Edukasi Keuangan Wilayah Solo Raya
Ihwal itu, Djoko menegaskan pentingnya peningkatan literasi, khususnya pada bidang keuangan digital dan aset kripto.
OJK juga menyambut baik inisiatif penyelenggaraan acara literasi keuangan di lingkungan perguruan tinggi. “Kami sangat-sangat happy dengan acara ini, karena literasi keuangan ini menjadi salah satu pilar yang menjadi perhatian kami di OJK. Jadi, ini sangat membantu kami dan tidak ada alasan bagi kami untuk tidak mendukung acara seperti ini,” pungkasnya.

