IHSG Anjlok 1,70%, Sebaliknya Saham Farmasi Pemerintah Ini Melesat
JAKARTA, investortrust.id – Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) sei I, Senin (2/6-2025), ditutup anjlok sebanyak 121,64 poin (1,70%) menjadi 7.054. Pergerakannya dalam rentang 7.049-7.184 dengan nilai transaksi Rp 9,71 triliun.
Pelemahan tersebut dipicu atas penurunan seluruh sektor saham, seperti sektor keuangan 2,17%, industri 1,51%, teknologi 1,22%, infrastruktur, 1,11%, dan sektor konsumer primer 1,01%. Pelemahan juga melanda saham sektor material dasar 0,75%.
Baca Juga
Emas Antam Naik Tembus Rp 1,905 Juta Gara-gara Tarif Baja Trump, Saatnya Beli atau Jual?
Pemicu utama penurunan indeks sesi I ini datang dari emiten bank, khususnya saham bank besar, seperti BBCA turun 3,46%, saham BBRI 4,04%, saham BREN 3,46%, saham TPIA 2,41%, saham BMRI 4,25%, dan saham BRIS sebanyak 5%.

Meskipun indeks turun sejumlah saham berikut cetak penguatan pesat, yaitu PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) naik 34,41% menjadi Rp 125 dan PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) naik 27,03% menjadi Rp 141. Lompatan harga juga melanda saham farmasi ini, yaitu PT Phapros Tbk (PEHA) naik 23,02% menjadi Rp 342, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) naik 20,56% menjadi Rp 645, dan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menguat 19,37% menjadi Rp 530.
Sebaliknya saham dengan penurunan paling dalam, yaitu GTBO sebanyak 14,41% menjadi Rp 202, UNIQ turun 13,11% menjadi Rp 424, IFSH melemah 12,57% menjadi Rp 835, FAST melemah 11,92% menjadi Rp 266, dan UNIC anjlok 10,47% menjadi Rp 8.550.
Baca Juga
Investor Saham Indonesia Tembus 7 Juta SID, Penambahan Terbanyak di Libur Idulfitri
Adapun pada perdagangan hari terakhir akhir pekan lalu, IHSG berbalik melemah 23,15 poin (0,32%) menjadi 7.175,82, pemodal asing membukukan pembelian bersih (net buy) jumbo Rp 1,36 triliun. Tingginya net buy dipicu adanya transaksi tutup sendiri saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dari investor lokal ke investor asing bernilai Rp 1,42 triliun.
Koreksi tersebut dipicu atas kejatuhan sejumlah sektor saham, seperti sektor consumer primer 1,28%, sektor material dasar 1,07%, sektor infrastruktur 1%, sektor consumer non primer 0,80%, dan sektor property 0,23%. Sebaliknya kenaikan melanda saham sektor kesehatan 0,99%, sektor teknologi 0,71%, dan sektor transportasi 0,90%.

