Kerugian Akibat Peretasan Kripto Turun 39,29% Jadi US$ 244,1 Juta di Mei 2025
JAKARTA, investortrust.id - Total kerugian akibat peretasan kripto secara global pada Mei 2025 tercatat mencapai US$ 244,1 juta, turun sebesar 39,29% dibandingkan bulan sebelumnya, hal tersebut merujuk laporan firma keamanan blockchain PeckShield.
Melansir Cointelegraph, Senin (2/6/2025), penurunan tersebut terjadi di tengah peningkatan upaya industri kripto untuk memperkuat sistem keamanan dan mempersulit aksi para peretas. PeckShield menyebut, pada Mei terdapat sekitar 20 insiden besar peretasan, dengan satu insiden terbesar menyumbang sekitar 90% dari total kerugian.
Insiden paling menonjol terjadi pada 22 Mei, ketika bursa terdesentralisasi Cetus mengalami eksploitasi besar-besaran yang menyebabkan kerugian sekitar US$ 223 juta dalam waktu hanya 24 jam. Firma keamanan siber Dedaub mengungkapkan, peretas memanfaatkan celah pada sistem pemeriksaan bit paling signifikan (MSB) yang memungkinkan manipulasi skala besar terhadap parameter likuiditas.
Namun, upaya mitigasi cepat berhasil menyelamatkan sebagian besar dana. PeckShield melaporkan, sekitar US$ 157 juta dana curian telah dibekukan oleh pihak Cetus dari Sui Network, setara dengan 71% dari total kerugian serangan tersebut.
Baca Juga
Indodax Diretas Rugi Ratusan Miliar, Daftar Peretasan Kripto Tambah Panjang
Eksploitasi terbesar kedua pada bulan ini terjadi di platform decentralized finance (DeFi) Cork Protocol dengan nilai kerugian mencapai US$ 12 juta. Penyerang dilaporkan mencuri sekitar 3.761 Wrapped Staked Ether (wstETH), yang kemudian dikonversi menjadi Ether.
Selain itu, tiga dari lima peretasan terbesar lainnya diduga terkait dengan serangan oleh kelompok peretas Korea Utara (DPRK), masing-masing melibatkan eksploitasi token MBU senilai US$ 2,2 juta, serangan terhadap MapleStory Universe sebesar US$ 1,2 juta, dan pencurian senilai US$ 5,2 juta.
Baca Juga
Turun 54,2%, Kerugian dari Peretasan Kripto Capai Rp 2,8 Triliun di Juni 2024
Sementara itu, industri kripto menunjukkan peningkatan koordinasi dalam upaya kontra serangan. Tim keamanan dari bursa BitMEX, berhasil mengungkap celah dalam operasi Lazarus Group, kelompok siber yang disponsori pemerintah Korea Utara. Penyelidikan tim tersebut berhasil mengidentifikasi alamat IP, basis data, dan bahkan algoritma pelacakan yang digunakan kelompok tersebut.
Selama kuartal I 2025, kerugian akibat peretasan kripto telah melampaui US$ 1,63 miliar, dengan insiden besar pada platform Bybit menyumbang lebih dari 92% dari total kerugian pada bulan Februari lalu.

