Serba-serbi Gala Dinner Trump dengan Investor Kripto, Diwarnai Protes hingga Kekecewaan Para Tamu
VIRGINIA, investortrust.id — Harga koin meme $TRUMP anjlok setelah Presiden AS Donald Trump menggelar jamuan makan malam (gala dinner) eksklusif di Trump National Golf Club, Virginia, untuk para pemegang token terbesar pada Kamis (22/5/2025). Acara yang diklaim sebagai "undangan paling eksklusif di dunia" itu dihadiri oleh sekitar 220 orang, termasuk eksekutif industri dan selebritas.
Acara tersebut merupakan bagian dari promosi token $TRUMP yang telah mengumpulkan total investasi senilai US$ 148 juta atau setara Rp 2,4 triliun dari para pembeli demi mendapatkan akses ke gala dinner bersama Trump. Namun, sejumlah tamu mengaku kecewa.
“Makanannya payah, dan saya hanya ditawari air atau anggur Trump,” ujar Nicholas Pinto (25), salah satu peserta yang hadir dilansir darI CNBC, Sabtu (24/52/2025).
Pinto juga mengungkapkan bahwa Trump hanya hadir selama 23 menit, berbicara sebentar tanpa interaksi langsung dengan sebagian besar tamu, dan meninggalkan lokasi dengan helikopter.
Keluhan lainnya menyangkut keamanan acara yang dinilai longgar. Ponsel tamu tidak dikunci dalam kantong RFID, dan pengamanan menurun drastis setelah Trump meninggalkan lokasi.
Baca Juga
Trump Ancam Kenakan Tarif Dagang 50% ke Uni Eropa, Bitcoin Ambles di Bawah US$ 108.000
Diwarnai Unjuk Rasa
Acara tersebut memicu protes di luar lokasi oleh sekitar 100 demonstran, termasuk Senator Jeff Merkley yang membawa spanduk bertuliskan "Korupsi Kripto" dan "Trump adalah Pengkhianat." Para anggota parlemen menyatakan keprihatinan atas potensi konflik kepentingan terkait keterlibatan keluarga Trump dalam bisnis aset kripto.
"Pada dasarnya mata uang ini korup - sebuah cara untuk membeli akses ke Presiden," tulis senator Demokrat Chris Murphy di X.
Gedung Putih telah menolak tuduhan tersebut dan dalam sebuah video makan malam yang diunggah di media sosial, Trump mengatakan, "Saya selalu mengutamakan negara daripada bisnis."
"Pemerintahan Biden menganiaya para inovator kripto dan kami akan membawa mereka kembali ke AS, tempat mereka seharusnya berada," tambah Trump.
Acara tersebut berlangsung saat Bitcoin mata uang kripto terkemuka mencapai rekor harga tertinggi baru yang nyaris menyentuh US$ 112.000 per koin.
Baca Juga
Donald Trump Luncurkan Stablecoin 'USD1' di Jaringan BNB Chain dan Ethereum
Masa Depan Stablecoin AS
Sementara Rep. French Hill, ketua negosiasi RUU stablecoin bipartisan yang dikenal sebagai Undang-Undang GENIUS, menyebut acara itu mengganggu pekerjaan baik yang perlu diselesaikan.
Kekhawatiran meningkat bahwa kontroversi ini dapat menggagalkan pengesahan RUU tersebut. Bahkan, beberapa senator Demokrat kini mendorong aturan tambahan yang melarang presiden dan pejabat senior meraih keuntungan dari usaha kripto selama menjabat aturan yang secara langsung menyasar stablecoin USD1, yang diluncurkan musim semi ini dan memiliki hubungan dengan Trump Organization.
Di sisi lain, ada laporan bahwa sebagian besar dari 25 dompet pemegang token teratas yang diundang ke acara tersebut menggunakan platform pertukaran kripto luar negeri yang terlarang di AS. Bahkan satu perusahaan publik, Freight Technologies, mengungkapkan telah membelanjakan US$ 2 juta untuk membeli token $TRUMP, namun gagal memenuhi syarat untuk hadir di gala karena hanya menempati peringkat ke-250.
Sejak diluncurkan Januari lalu, token US$ TRUMP telah menghasilkan lebih dari US$ 324 juta dalam biaya perdagangan, dengan sekitar 80% pasokannya dikendalikan oleh Trump Organization dan afiliasinya.
Proyek paralel, WLFI, juga disebut telah menjual token senilai US$ 550 juta dalam dua fase peluncuran. Kontroversi ini terjadi di tengah upaya serius dari Gedung Putih dan regulator untuk mengatur pasar stablecoin. Menurut Kepala AI dan Kripto Gedung Putih David Sacks, lebih dari US$ 200 miliar stablecoin telah beredar di pasar tanpa regulasi yang jelas.
“Kami memiliki harapan bahwa RUU ini akan lolos. Jika kita menyediakan kerangka hukum, permintaan triliunan dolar terhadap Treasury bisa tercipta sangat cepat,” kata Sacks.
Namun, pengaruh politik dan bisnis keluarga Trump terhadap sektor ini dinilai dapat menghambat pencapaian tersebut dan melemahkan posisi AS dalam persaingan global melawan stablecoin asing seperti Tether, yang kini menguasai lebih dari 60% pangsa pasar dunia.
Hingga kini, Gedung Putih belum merilis daftar resmi tamu gala dinner dan menegaskan bahwa kehadiran Trump dilakukan sebagai kegiatan pribadi, bukan sebagai bagian dari agenda resmi presiden.

