Bagikan

Alfamidi (MIDI) Bakal Buka 200 Gerai Baru di Tahun 2025

TANGERANG, investortrust.id - PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) atau Alfamidi akan membuka sebanyak 200 gerai baru sepanjang tahun 2025.

 
Hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Alfamidi Suantopo Po dalam acara Public Expose yang juga bertepatan dengan agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Alfa Tower, Tangerang, Kamis (22/5/2025).
 
"Dari sisi kontribusi pendapatan member dari 2020 sampai 2024, pertumbuhan rata-rata per tahun 11%-an. Jadi sebenarnya bertumbuh double digit. Kita akan berusaha tetap tumbuh, apalagi kita akan buka 200 gerai baru, diharapkan dari 200 gerai baru ini pasti akan ada member baru," ujar Suantopo.
 
Suantopo menjelaskan, peritel Alfamidi ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,5 triliun untuk tahun 2025. Menurut Suantopo, sekitar 60% dari belanja modal tersebut akan digunakan untuk kebutuhan penambahan gerai pada tahun ini, penambahan gudang dan relaksasi gerai.
 
”Sisanya untuk gudang baru, perpanjangan sewa, renovasi gerai, dan renovasi gudang yang sudah ada,” ungkap Suantopo.
 
Sementara itu, Property & Development Director Alfamidi Liliek merincikan bahwa di semester 1 nanti perseroan akan membuka total 68 toko ritel, yang meliputi kuartal I 33 toko, dan kuartal II 35 toko.
 
“Di semester I nanti kami akan buka total 68 toko ritel meliputi kuartal I 33 toko, kuartal II 35 toko dan kuartal III itu sementara masih 52 toko,” kata Liliek.
 
Sampai dengan Maret 2025 alias kuartal I 2025, jumlah total gerai perseroan mencapai 2.469 gerai. Terdiri dari 2.397 gerai Alfamidi, 68 gerai Alfamidi Super dan 4 gerai Midi Fresh, dan 363 gerai Lawson.
 
"Pertumbuhan ini mempertegas komitmen ekspansi berkelanjutan perseroan di pasar ritel modern nasional," terang Suantopo.
 
Suantopo menambahkan, khusus untuk gerai Lawson, hingga saat ini ada sebanyak 11 gerai yang terpaksa harus ditutup. Menurut Suantopo, penyebab tutupnya belasan ritel itu disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah perubahan potensi lingkungan di sekitar gerai.
 
“Misalnya begini, menurut developer nanti dalam setahun kawasan A dalam setahun tingkat huniannya sekian persen tapi ternyata realisasinya tidak sehingga terpaksa kita tutup gerai tersebut,” jelas Suantopo.
 
Kemudian, ada juga beberapa gerai yang ditutup lantaran lokasi gerai tidak strategis sehingga membuat jumlah konsumen atau pengunjung untuk berbelanja sedikit. Sejalan dengan hal ini, Suantopo membeberkan bahwa pada dasarnya perseroan tetap akan membuka gerai jika kinerja operasional tetap sehat.
 
“Kalau gerai tersebut tidak visible untuk dilanjutkan yah terpaksa kita tutup,” imbuh Suantopo.
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024