Kinerja Mark Dynamics (MARK) Tetap Solid di Tengah Perang Dagang, Ini Rahasianya
JAKARTA, investortrust.id - Di tengah ketidakpastian global akibat potensi kenaikan tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) justru mencatatkan performa impresif dan tetap percaya diri menyongsong paruh kedua 2025.
Baca Juga
Mark Dynamics (MARK) Bagikan Dividen Interim Dua, Nilaiya Segini
Emiten produsen cetakan sarung tangan berbasis porselen terbesar dunia ini mengumumkan pembagian dividen tunai hingga 93% dari laba bersih 2024 atau senilai Rp 70 per saham, menghasilkan dividend yield mencapai 8,6% berdasarkan harga penutupan saham 16 Mei di level Rp 815.
“Pembagian dividen ini adalah wujud komitmen kami dalam menjaga kesinambungan nilai bagi pemegang saham, sembari terus memperkuat fundamental bisnis di pasar ekspor global,” ujar Ridwan Goh, Direktur Utama MARK, dalam keterangan resmi.
MARK membukukan lonjakan laba bersih 83,7% YoY menjadi Rp 286,5 miliar sepanjang 2024, melampaui target awal sebesar Rp 250 miliar. Kinerja positif ini ditopang oleh kenaikan pendapatan 62,7% YoY menjadi Rp 910 miliar, dengan kontribusi ekspor yang mencapai 83% dari total penjualan.
Ekspor Tumbuh
Kinerja ekspor MARK terus menunjukkan tren positif, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 74% menjadi Rp 756 miliar. Malaysia menyumbang porsi terbesar (48%), disusul Thailand (24%), China (13,5%), dan Vietnam (10,6%).
Menurut Budi Muharsyah, Chief Financial Official PT Mark Dynamics, permintaan global terhadap cetakan sarung tangan cenderung tahan terhadap siklus ekonomi. MARK diuntungkan dari tren pemulihan sektor kesehatan pasca-pandemi, serta pergeseran rantai pasok akibat tensi dagang AS-Tiongkok. Produk buatan Indonesia, yang tidak dikenakan bea masuk tinggi oleh AS, berpotensi menggantikan produk Tiongkok di pasar internasional.
Fundamental dan Efisiensi
Efisiensi operasional menjadi pendorong utama lonjakan margin laba bersih dari 27% di 2023 menjadi 31% pada 2024. Utilitas pabrik naik signifikan ke 66% dari sebelumnya 40%. Hal ini memungkinkan MARK untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan profitabilitas.
Baca Juga
Potensi Pertumbuhan Mark Dynamics (MARK) Terbuka, Bagaimana Sahamnya?
Dengan struktur keuangan yang sehat, rasio DER hanya 0,22x dan kas yang meningkat ke Rp 144,9 miliar per Maret 2025, MARK memiliki ruang ekspansi tanpa menambah beban utang.
Meski mencatat penurunan tipis pada kuartal I-2025, yaitu laba bersih turun 2,78% menjadi Rp 70 miliar, perusahaan tetap mempertahankan margin laba kotor di kisaran 52%. Penyesuaian permintaan ekspor pasca lonjakan tinggi tahun lalu menjadi salah satu faktor utama.

Analis menilai, normalisasi permintaan merupakan hal wajar, yang penting perusahaan tetap menjaga efisiensi dan arus kas positif. Hingga saat ini, MARK dianggap masih unggul dalam hal manajemen biaya dan daya saing harga.
Prospek Saham
MARK akan membayarkan dividen final sebesar Rp 30 per saham pada 19 Juni 2025, setelah sebelumnya membagikan dua dividen interim sebesar Rp 20 per saham masing-masing pada September dan Desember 2024. Total dividen tunai untuk tahun buku 2024 mencapai Rp 266 miliar.
Dengan yield yang kompetitif dan posisi sebagai pemimpin pasar global, saham MARK menarik untuk investor dengan profil income-seeking maupun growth. Apalagi, katalis jangka menengah berupa ekspansi pasar ke Asia Tenggara dan potensi peningkatan permintaan alat kesehatan di negara berkembang terus menguat.
MARK menjadi salah satu contoh perusahaan ekspor manufaktur yang tetap unggul di tengah tensi geopolitik dan ancaman kebijakan tarif baru dari AS. Di saat pasar cenderung defensif terhadap risiko global, saham-saham dengan fundamental kuat dan konsisten membagikan dividen menjadi oase bagi investor.
Selain memberi imbal hasil dividen yang menarik, MARK juga memiliki potensi apresiasi harga dengan ekspansi pasar dan efisiensi operasional yang berjalan seiring. Kinerja MARK juga mendapat apresiasi dari Dewan Juri Investortrust Award yang menempatkan emiten ini sebagai salah satu peraih nominasi ‘The Best Investortrust Companies 2025’.

