main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. market

Dipimpin Alexander Rusli dan Rudiantara, Perusahaan Fintech Asal RI Ini Jajaki Peningkatan Modal hingga Rp 1,6 Triliun untuk Beli Bitcoin

NEW YORK, investortrust.id - DigiAsia Corp (Nasdaq: FAAS), platform fintech berbasis teknologi yang berfokus pada layanan keuangan digital di Asia dan sekitarnya, mengumumkan keputusan strategisnya untuk membentuk cadangan kas Bitcoin (BTC) sebagaimana disetujui oleh Dewan Direksi. Inisiatif ini menyelaraskan DigiAsia dengan tren yang berkembang di antara perusahaan publik yang mengintegrasikan aset digital ke dalam strategi pengelolaan kas perusahaan mereka.

 

DigiAsia berkomitmen hingga 50% dari setiap laba bersih yang dihasilkan untuk mendanai akuisisi BTC. Untuk membangun cadangan kas BTC awal, DigiAsia secara aktif menjajaki penggalangan dana hingga US$ 100 juta atau setara Rp 1,6 triliun, yang bertujuan untuk membangun posisi Bitcoin yang kuat dan melaksanakan strategi imbal hasil berbasis kripto untuk mengoptimalkan kinerja kas. Bersamaan dengan itu, DigiAsia telah memulai diskusi dengan mitra teregulasi mengenai strategi imbal hasil BTC dan pengelolaan cadangan kas BTC.

 

"Kami percaya Bitcoin merupakan investasi jangka panjang yang menarik dan lapisan dasar untuk diversifikasi kas modern. Langkah ini menempatkan DigiAsia di garis depan adopsi kripto institusional dan mencerminkan komitmen kami yang lebih luas terhadap inovasi teknologi finansial dan blockchain," kata Prashant Gokarn, Co-CEO DigiAsia dalam siaran pers, Selasa (20/5/2025).

 

Baca Juga

Dapat Dukungan Binance, Ukraina Bakal Buat Cadangan Bitcoin

 

DigiAsia bermaksud untuk memegang BTC sebagai aset cadangan digital jangka panjang dan menerapkan solusi penghasil imbal hasil, seperti pinjaman dan staking institusional, melalui mitra teregulasi. Perusahaan saat ini sedang menilai solusi pasar modal, termasuk penawaran terkait ekuitas, obligasi konversi, dan instrumen keuangan kripto terstruktur.

 

DigiAsia bergabung dengan kelompok perusahaan yang terdaftar di NASDAQ yang berinvestasi dalam Bitcoin sebagai cadangan kas. Inisiatif ini dirancang untuk menjaga nilai pemegang saham dan meningkatkan laba kas.


DigiAsia Corp adalah penyedia FaaS yang menggunakan model B2B2X di pasar berkembang. API-nya membantu UKM mengintegrasikan layanan keuangan, mempromosikan inklusi. Penawarannya meliputi pembayaran nontunai, dompet digital, dan perbankan. DigiAsia memperluas solusi berbasis AI di Asia Tenggara, India, dan Timur Tengah.

 

Baca Juga

Cadangan Bitcoin di Bursa Capai Titik Terendah dalam Tujuh Tahun, Penerimaan Institusional Melonjak

 

DigiAsia Corp merupakan perusahaan fintech asal Indonesia dan telah tercatat di Nasdaq dengan kode saham FAAS. Dipimpin antara lain oleh dua tokoh teknologi seperti Alexander Rusli dan Rudiantara. Alexander Rusli sebelumnya merupakan mantan Direktur Utama Indosat Ooredoo yang telah lama berkecimpung di dunia teknologi dan komunikasi. Lulusan PhD dari Curtin University, Australia ini, sempat menjadi staf ahli di Kementerian Komunikasi dan Informatika sebelum memimpin Indosat. Di bawah kepemimpinannya, Indosat mengalami transformasi signifikan dari sisi infrastruktur digital dan inovasi layanan. Kini, Alexander aktif sebagai investor dan mentor di berbagai startup teknologi melalui sejumlah perusahaan modal ventura. Teranyar Alexander menjadi Co-CEO di DigiAsia.

 

Sementara itu, Rudiantara, yang akrab disapa Chief RA, merupakan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) periode 2014–2019. Ia dikenal sebagai sosok di balik berbagai kebijakan strategis seperti perluasan akses internet di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), serta peluncuran Palapa Ring, proyek infrastruktur tulang punggung internet nasional. Sebelumnya, Rudiantara juga berkarier di sektor swasta, termasuk di Indosat dan Telkomsel. Teranyar Rudiantara kini menjadi board member di DigiAsia.

 

ARTIKEL POPULER

  • Ecentio Tumbler Navy Selling
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATEDssss

BERITA TERKAIT

  • Dipimpin Alexander Rusli dan Rudiantara, Perusahaan Fintech Asal RI Ini Jajaki Peningkatan Modal hingga Rp 1,6 Triliun untuk Beli Bitcoin

    20/05/2025, 06.49 WIB
  • RS Charlie Hospital (RSCH) Jajaki Kerjasama dengan Bank Asal Swiss J Safra Sarasin

    21/05/2025, 02.15 WIB
  • 4 Saham Properti Ini Dipimpin CTRA Direkomendasikan Beli, Begini Potensi Penguatannya

    09/05/2025, 02.34 WIB
  • Transaksi Kripto Capai Rp 32,45 Triliun, Reku: Peningkatan Minat dan Optimisme Bitcoin Jadi Pendorong

    19/05/2025, 09.12 WIB
  • Digandeng Perusahaan Asal AS, Saham Chemstar (CHEM) Disebut bisa Menuju Level Ini  

    28/04/2025, 01.42 WIB