Adu Kuat Kenaikan Enam Saham Emas, Tertinggi Dicatatkan Emiten Ini
JAKARTA, investortrust.id - Debut kenaikan harga saham-saham emiten emas makin tangguh dipimpin PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan penguatan sebanyak 92,31% dalam sebulan terakhir menjadi Rp 2.750 pada penutupan sesi I Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (7/6/2025).
Emiten emas lainnya dengan penguatan mengesankan dalam sebulan terakhir dicatatkan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dengan penguatan sebanyak 70,86% menjadi Rp 7.800 dan PT Merdeka Copper & Gold Tbk (MDKA) sebanyak 53,47% menjadi Rp 1.880.
Baca Juga
Saham Antam (ANTM) Makin ‘Menggila’, Harganya Ditargetkan Menuju Rp 3.200
Penguatan mengesankan juga dicatatkan saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) mencapai 54,87% menjadi Rp 384, PT J Resoruces Asia Pasifik Tbk (PSAB) sebanyak 36,84% menjadi Rp 312, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) sebanyak 39,84% menjadi Rp 400.
Sejumlah utama pemicu lompatan harga tersebut datang dari kenaikan harga emas yang telah lebih dari 30% sepanjang year to date (ytd) ke atas level US$ 3.400 per ounce. Kenaikan harga tersebut terus berlanjut dan belum terlihat tanda-tanda penurunan.
Penguatan harga juga didukung penguatan kinerja seluruh saham emiten tersebut. Di antaranya laba bersih ANTM melesat sebanyak 794,1% menjadi Rp 2,1 triliun. Bahkan, raihan laba tersebut sudah lebih dari 50% dari target laba bersih sepanjang 2025.
Begitu juga dengan ARCI berhasil membukukan laba periode berjalan senilai US$ 10,48 juta pada kaurtal I-2025, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya dengan rugi bersih US$ 4,17 juta.
Baca Juga
Harga Emas Meroket, Apa Hubungannya dengan Trump, The Fed, dan Libur di Tiongkok?
BRMS juga mencatatkan lompatan kinerja keuangan yang mengesankan sepanjang kuartal I-2025, yaitu laba bersih periode berjalan melesat dari US$ 3,75 juta menjadi US$ 14,85 juta. Kenaikan sejalan dengan pertumbuhan pendapatan dari US$ 20,32 juta menjadi US$ 63,31 juta. Sebaliknya AMMN berbalik menjadi rugi bersih US$ 137,65 juta, dibandingkan periode sama tahun lalu dengan laba bersih US$ 120,72 juta.
Sebaliknya MDKA dan PSAB belum merilis laporan kinerja keuangan kuartal I-2025. Namun sepanjang 2024 kedua perusahaan ini torehkan peningkatan pesat laba bersih, seperti laba MDKA melesat dari US$ 5,66 juta menjadi US$ 9,80 juta, laba PSAB tahun lalu melambung dari US$ 581 ribu menjadi US$ 17,67 juta.

