Allo Bank (BBHI) Cetak Laba Bersih Rp 113 Miliar di Kuartal I-2025, Naik 2%
JAKARTA, investortrust.id - PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) atau Allo Bank mengumumkan laba bersih setelah pajak (unaudited) tumbuh 2% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp 113 miliar untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2025 alias kuartal I 2025.
Capaian ini memenuhi tujuan Allo Bank untuk menjalankan operasional bisnis yang menguntungkan dengan menyediakan solusi perbankan yang disesuaikan untuk nasabah ritel, UMKM, dan korporat yang membutuhkan namun kurang terlayani.
Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan, di tengah kondisi makro ekonomi yang penuh tantangan, perusahaan sangat bersyukur bahwa Allo Bank mampu mencatatkan pertumbuhan secara kompetitif dan berkelanjutan dengan jumlah nasabah yang terus meningkat hingga 12 juta nasabah per April 2025.
"Pertumbuhan ini melanjutkan momentum pertumbuhan 2024 yang cukup baik yang berdasarkan kinerja tahun 2024, Allo Bank mampu menebar dividen tunai untuk pertama kalinya dalam sejarah sebesar Rp 233,4 miliar atau 50% dari laba bersih pada tahun tersebut," ujar Indra dalam keterangan yang diterima investortrust.id, Kamis (1/5/2025).
Indra menjelaskan, kinerja operasional Allo Bank selama periode tersebut terus membaik. Pendapatan operasional naik 32% yoy menjadi Rp 387 miliar, didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan pendapatan berbasis biaya (fee based income).
Kemudian, pendapatan bunga bersih tumbuh 19% yoy menjadi Rp 312 miliar ditopang oleh pertumbuhan kredit di tengah kondisi ekonomi makro yang penuh tantangan. Kredit yang disalurkan Allo Bank tercatat sebesar Rp 6,950 triliun pada akhir kuartal I 2025, didorong pertumbuhan terutama di segmen Retail Banking.
Lebih lanjut, Indra menyebut, Allo Bank terus menunjukkan disiplin secara berkesinambungan dalam kualitas pinjamannya, yang tercermin pada Gross dan Net Non Performing Loan (NPL) masing-masing sebesar 1,5% dan 0,5% pada kuartal I 2025. Allo Bank mempertahankan tingkat permodalan yang kuat terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dan mengakhiri periode dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 93,4%, jauh di atas ketentuan batas minimal yang diterapkan oleh regulator.
Ekuitas Allo Bank meningkat 6% yoy menjadi Rp. 7,389 triliun, tumbuh positif secara organic dari perolehan laba ditahan dan laba berjalan. Posisi ekuitas yang kuat ini sangat suportif untuk mendukung aspirasi pertumbuhan Allo Bank di masa depan dan memposisikan Allo Bank sebagai salah satu bank umum berbasis digital dengan permodalan terbaik di Indonesia.
Indra menambahkan, selama tahun 2025, Allo Bank akan menjalankan model bisnis Hibrida dimana aktivitas segmen Retail dan Wholesale akan berjalan secara beriringan dan terintegrasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis Bank yang optimal. Menurutnya, kebutuhan nasabah segmen Retail dan Wholesale dalam bertransaksi pada era digital adalah prioritas utama Allo Bank dalam menciptakan produk dan layanan berbasis digital yang inovatif dan memberikan kemanfaatan ekonomi tidak hanya untuk Allo Bank tetapi juga nasabah.
"Allo Bank akan mengutamakan aktivitas berbasis digital (digital first) dan integrasi layanan finansial dengan ekosistem mitra (ecosystem first) dalam rangka menjalankan bisnis Allo Bank," ucap Indra.

