Amman Mineral (AMMN) Ungkap Pemicu Rugi Bersih Kuartal I-2025 hingga Buy Back Saham
JAKARTA, investortrust.id– PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) berbalik mencatatkan rugi periode berjalan senilai US$ 137,63 juta pada kuatal I-2025, dibandingkan periode sama tahun lalu dengan laba bersih periode berjalan US$ 130,72 juta.
Penurunan tersebut sejalan dengan tergerusnya penjualan bersih AMMN dari US$ 601,55 juta menjadi US$ 2,12 juta. Penurunan terbesar dicatatkan penjualan emas dari US$ 291,17 juta menjadi US$ 1,87 juta.
Baca Juga
Freeport Diberi Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat, Bagaimana dengan Amman Mineral (AMMN)?
Secara operasional, AMMN mencatatkan penurunan produksi tembaga sebanyak 62% menjadi 37 juta pon, produksi emas turun 81% menjadi 32,340 ons, dan produksi konsentrat turun 55% menjadi 79.741 metrik ton kering.
Presiden Direktur Amman (AMMN) Alexander Ramlie mengatakan, kuartal I-2025 merupakan awal periode transisi dalam rencana produksi perseroan. “Dengan
penambangan fokus pada lingkaran luar Fase 8, kami telah mengantisipasi produksi tembaga dan emas yang lebih rendah, karena pemrosesan stockpiles dan bijih berkadar rendah. Kami tidak mencatat penjualan pada kuartal I akibat katoda tembaga pertama dari smelter baru diproduksi pada akhir Maret,” terangnya dalam penjelasan resminya.
Baca Juga
Kondisi tersebut, terang dia, berdampak signifikan pada kinerja keuangan I-2025 Amman, yaitu EBITDA negatif sebesar US$ 42 juta dan rugi bersih sebesar US$ 138 juta. “Penurunan kinerja ini telah diantisipasi dan kami telah mengambil langkah proaktif untuk mengelola transisi tersebut. Kami telah mempertahankan disiplin biaya yang ketat dan menerapkan langkah-langkah efisiensi serta penghematan di seluruh bisnis untuk memastikan ketangguhan selama periode transisi ini,” terangnya.

Alexander Ramlie
Sementara itu, Direktur Keuangan AMMN Arief Sidarto mengatakan, perseroan yakin dengan prospek keuangan Amman (AMMN). Dengan smelter yang telah dioperasikan dan secara bertahap kapasitas produksi dinaikkan, perseroan berharap kinerja keuangan akan meningkat pada kuartal-kuartal mendatang.
“Kami tetap fokus untuk memberikan nilai jangka panjang melalui keunggulan operasional, pelaksanaan strategis, dan disiplin keuangan. Tahun ini adalah tahun transformasi, tetapi juga merupakan tahun penuh peluang. Kami yakin dengan jalan yang akan kami tempuh dan optimistis tentang masa depan,” ungkapnya.
Buy Back Saham
Amman Mineral (AMMN) juga marancang pembelian kembali (buy back) saham dengan target dana US$ 50 juta atau setara dengan Rp 835 miliar. Buy back dalam kondisi pasar berflutuasi ini direalisasikan dalam kurun waktu 30 April-31 Juli 2025.
Keputusan buy back saham ini dilakukan saat Amman Mineral (AMMN) mengumumkan penurunan drastis kinerja keuangan hingga mecatatkan rugi bersih sepanjang kuartal I-2025.
Alexander Ramlie mengatakan, dewan direksi telah menyetujui buy back sebagai cerminkan keyakinan terhadap fundamental perusahaan yang kuat dan prospek pertumbuhan jangka panjang perseroan menjanjikan.
Baca Juga
Chandra Asri (TPIA) Ungkap Kinerja Kuartal I hingga Prospek Pertumbuhan Pesat ke Depan
“Harga saham AMMN saat ini belum sepenuhnya mencerminkan nilai dan potensi portofolio bisnis perseroan, terutama deposit Elang, salah satu cadangan tembaga dan emas terbesar di dunia yang belum dikembangkan,” tulisnya dalam pengumuman resmi di Jakarta, kemarin.
Berdasarkan JORC 2024, cadangan bijih Elang meningkat sekitar 80% menjadi 2,5 miliar ton dengan kandungan 17,8 miliar pon tembaga dan 26,4 juta ons emas. “Seiring dengan upaya kami untuk mengembangkan aset ini hingga berproduksi serta mengimplementasikan inisiatif strategis lainnya, kami akan terus mengalokasikan modal secara bertanggung jawab,” tulisnya.

