Prodia (PRDA) Kembali Bagi Dividen 60% dari Laba Bersih, Segini Nilainya
JAKARTA, investortrust.id – PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) kembali mengalokasikan 60% laba bersih untuk dibagikan sebagai dividen pada 2025. Sebagai informasi, tahun lalu emiten layanan kesehatan ini membukukan laba bersih Rp 270,19 miliar yang naik 4% (yoy).
Sedangkan pendapatan perseroan tahun lalu naik 1,34% (yoy) menjadi Rp 2,25 triliun pada 2024.
“Atas pencapaian ini, Prodia akan melanjutkan riwayat rasio pembagian dividen yang sama dengan periode sebelumnya, yaitu sebesar Rp 162 miliar atau 60% dari laba bersih perseroan. Pembagian dividen ini setara dengan nilai Rp 172,92 per lembar sahamnya,” jelas manajemen Prodia, Senin (28/4/2025).
Direktur Business & Marketing Prodia Widyahusada, Indriyanti Rafi Sukmawati menyebutkan, konsistensi rasio pembagian dividen mencerminkan komitmen manajemen. Sekaligus apresiasi perseroan atas kepercayaan para pemangku kepentingan yang telah diberikan terhadap kinerja perseroan dalam satu tahun terakhir.
Menurut Indri, Prodia berhasil mempertahankan kinerja positifnya dan membukukan profit pada 2024 berkat keseriusan manajemen dalam memperkuat posisi sebagai penyedia layanan laboratorium kesehatan Indonesia.
Baca Juga
Pabrik Baru Proline Beroperasi, Entitas Affiliasi Prodia (PRDA) Ini Bidik Kenaikan Pasar Ekspor 20%
“Dengan komitmen kuat terhadap sustainability for healthy community, Prodia menegaskan perannya dalam mendukung kesehatan masyarakat melalui layanan yang inovatif, berkualitas, dan berkelanjutan,” tegas Indri.
Didukung ekspansi berkelanjutan melalui pembukaan puluhan outlet baru, total outlet Prodia pada 2024 mencapai 354. Selain itu, Prodia mencatatkan peningkatan pendapatan per kunjungan sebesar 3,4% (yoy), dengan total penerimaan tes mencapai 20,06 juta tes.
Prodia pun meluncurkan 36 tes terbaru pada 2024, sebagai solusi kebutuhan diagnostik pelanggan yang advanced. Perseroan berkolaborasi dengan rumah sakit menghadirkan empat genomic sites yang berada di Jakarta, Semarang, Samarinda, dan Surabaya.
“Hal ini untuk memudahkan pelanggan dalam memperoleh layanan tes genomik Prodia,” imbuh Indri.
Sebagai langkah memperkuat rantai pasok alat kesehatan diagnostik in vitro sekaligus investasi untuk memperkuat posisinya di pasar laboratorium diagnostik, Prodia mengakuisisi 39% saham PT Prodia Diagnostic Line (Proline). Perusahaan ini telah memiliki standar mutu produksi alkes dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40%.
Prodia juga telah menjalin kemitraan riset dan pendidikan dengan 52 institusi dan lembaga, mencerminkan komitmen aktif perusahaan dalam mendukung pengembangan ilmu kedokteran, serta penerapan precision medicine di Indonesia.
“Dengan memperkuat model bisnis berbasis kebutuhan pelanggan dan akselerasi digitalisasi, Prodia terus menghadirkan layanan diagnostik yang lebih holistik dan personal. Langkah ini tidak hanya meningkatkan pengalaman pelanggan, tetapi juga memastikan keberlanjutan bisnis yang memberikan dampak positif bagi seluruh pemangku kepentingan,” papar Indri.
Guna mendorong pertumbuhan pendapatan pada 2025, Prodia akan mengimplementasikan strategi bisnis guna memperoleh hasil low-single digit. Strategi dimaksud, meliputi peningkatan jumlah tes esoterik bagi pelanggan, meningkatkan jumlah outlet yang berstatus point of care (POC), dan mengoptimalkan segmentasi layanan klinik.
Perseroan juga mendorong penguatan kerja sama dengan BPJS Kesehatan, beserta sejumlah rumah sakit & pendirian genomic sites.
“Kami juga akan menambah dan mengembangkan fitur-fitur layanan kesehatan digital baru dalam aplikasi U by Prodia dan Prodia Mobile for Doctor, serta memperluas jejaring rujukan layanan diagnostik kesehatan Prodia di Kawasan Asia Tenggara (SEA Referral),” pungkasnya.

