Bongkar Mafia Beras! Mentan Beberkan Tengkulak Dapat Rp 42 Triliun, Petani Hanya Rp 1,5 Juta
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa pemerintah akan bertindak tegas terhadap praktik-praktik yang merugikan petani dan konsumen, termasuk dugaan permainan harga dan manipulasi stok pangan, seperti beras oleh mafia.
Mentan Amran mengungkapkan bahwa selama ini middleman (tengkulak) dapat meraup keuntungan lebih besar dibandingkan pendapatan petani. Ia menyebutkan, pendapatan petani kira-kira sebesar Rp 1,5 juta per bulan.
Baca Juga
Produksi Beras RI hingga Juli 2025 Diprediksi Tembus 21,76 Juta Ton, Naik 14,49%
“Kalau selisih harga dari petani ke konsumen sebesar Rp 2.000, kemudian produksi kita 21 juta ton sampai Mei 2025 ini, artinya apa, pendapatan middleman itu Rp 42 triliun,” ucap Mentan Amran dalam keterangannya, Kamis (5/6/2025).
Maka dari itu, Mentan Amran menyatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan dari Mabes Polri tengah mendalami indikasi permainan besar di balik fluktuasi harga beras dan distribusi pangan di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta.
“Jangan biarkan konsumen dan produsen itu menjerit. Kita harus dampingi. Jangan ada segelintir orang ingin merusak negara kita. Kita harus kolaborasi, negara harus kuat, negara tidak boleh kalah dari mafia,” ungkapnya.
Baca Juga
Pemerintah Siap Salurkan Bantuan Pangan Beras 10 Kg untuk 18,3 Juta Warga
Mentan Amran menegaskan bahwa sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, para petani harus terus dipenuhi kebutuhannya untuk mendongkrak produktivitas pertanian. Oleh karena itu, pemerintah harus selalu hadir dan bersama petani.
“Pupuk ditambah, HPP (harga pembelian pemerintah) dinaikkan, dilakukan pendampingan, irigasi diperbaiki. Setengah mati kita jaga petani. Mereka tidak boleh dibiarkan jalan sendiri. Kita harus dampingi mereka,” terang Mentan Amran.

