100 Tahun Indonesia-Jerman, Anindya Bakrie Optimistis Indonesia akan Naik Kelas
JAKARTA, investortrust.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menegaskan bahwa peringatan 100 tahun hubungan ekonomi Indonesia-Jerman menjadi pijakan strategis untuk membawa Indonesia naik kelas dalam kemitraan global.
Hal ini disampaikannya seusai acara penandatangan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Kamar Dagang Indonesia-Jerman (Ekonid) di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Baca Juga
Astra (ASII) dan Ekonid Siapkan Generasi 'Skilled Workers' Indonesia untuk Tembus Pasar Jerman
“Hubungannya (ekonomi) sudah sangat panjang dan baik. Namun, banyak negara yang bisa mempertahankan kemitraan ekonomi selama satu abad, apalagi dengan negara sebesar Jerman,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Anin ini menyoroti tren perdagangan bilateral yang saat ini didominasi komoditas, seperti minyak sawit, produk elektronik, dan alat makan. Hal ini yang berpotensi berkembang ke sektor bernilai tambah lebih tinggi, seperti manufaktur mesin dan teknologi energi terbarukan.
“Selama ini kita kuat di elektronik dan bahan mentah, ke depan kita ingin jadi pemain di sektor mesin dan teknologi,” tuturnya.
Ketum Kadin menyebut kerja sama antara Jerman dan perusahaan-perusahaan nasional, seperti PT Astra International Tbk (ASII) sebagai contoh konkret kemitraan industri yang punya potensi bertransformasi ke sektor berteknologi tinggi. “Jerman punya keunggulan di industrial tools dan teknologi presisi. Kalau kita bisa transfer teknologi itu ke sini, Indonesia bisa percepat lompatan industri kita,” tambahnya.
Investasi Energi Terbarukan dan Industri Kesehatan
Lebih lanjut, Anin menyoroti peluang besar di sektor energi terbarukan, khususnya pembangkit listrik tenaga angin, air, dan tidal (pasang surut laut). Ia juga menyinggung peluang investasi Jerman di sektor kesehatan, termasuk peningkatan kapasitas tenaga medis Indonesia.
“Permintaan tenaga medis seperti perawat sangat tinggi, dan Indonesia bisa ambil peran strategis di situ," sambungnya kepada awak media.
Baca Juga
100 Tahun Kemitraan Indonesia-Jerman, Ekonid Teken 3 MoU Penting
Menyoal isu reformasi kebijakan dan iklim usaha, Anin menyatakan bahwa pemerintah saat ini tengah mendorong peraturan yang lebih sederhana, sambil menjaga keseimbangan perlindungan tenaga kerja dan efisiensi.
“Kita harus mulai menggeser mindset dari sekadar jumlah lapangan kerja ke fungsi-fungsi baru yang lahir dari digitalisasi dan teknologi,” pungkasnya.

