Industri Perhotelan Terancam Lakukan PHK Massal, Anindya Bakrie: Kadin akan Cari Solusinya
JAKARTA, investortrust.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie mengakui, industri perhotelan dan restoran tengah mengalami tekanan karena okupansi atau keterisian menunjukan tren yang terus menurun, dan terancam akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal karyawannya.
Anindya menyebutkan bahwa hal tersebut terjadi disebabkan karena adanya efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah. Namun, menurutnya, efisiensi itu dilakukan pemerintah guna mengalokasikan anggaran negara untuk program-program prioritas yang telah dirancang.
Oleh sebab itu, Anindya mengaku pihaknya tengah mendiskusikan kondisi yang tengah menghantam industri perhotelan dan restoran di Tanah Air, serta juga yang terpenting adalah mencarikam solusi yang tepat agar sektor industri ini bisa bangkit kembali.
“Nah tentu dari Kadin, kita mengevaluasi ini dan mencoba memikirkan apa nih solusinya. Karena masalahnya semua sudah tahu kan, bahwa ada perlambatan,” ucap Anindya Bakrie saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Baca Juga
Industri Perhotelan Jakarta Tertekan, 70% Pelaku Usaha Bakal PHK Massal Karyawan
Lebih lanjut, Anindya Bakrie pun menilai stimulus berupa insentif untuk para pelaku usaha di industri perhotelan dan restoran perlu digencarkan oleh pemerintah. Kendati demikian, apabila dilakukan, ia menegaskan bahwa kebijakan itu harus tepat sasaran.
“Menurut saya perlu (insentif), tapi mesti tepat sasaran. Jadi kita akan pertimbangkan dan rembukan di Kadin. Karena hal-hal seperti ini benar-benar musti tepat, dan komunikasi kita jalankan dengan pemerintah supaya sinkron implementasinya,” paparnya.
Sebelumnya, berdasarkan hasil survei Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Khusus Jakarta (BPD PHRI DK Jakarta) menemukan sebanyak 70% responden menyatakan jika kondisi ini terus berlanjut tanpa adanya intervensi kebijakan yang mendukung sektor pariwisata dan perhotelan, pelaku usaha terpaksa melakukan pengurangan jumlah karyawan.
Salah satu penyebabnya, 96,7% hotel di Jakarta melaporkan terjadinya penurunan tingkat hunian. Dari hasil survei yang dilakukan, sebanyak 66,7% responden menyebutkan penurunan tertinggi berasal dari segmen pasar pemerintahan, seiring dengan kebijakan pengetatan anggaran yang diterapkan oleh pemerintah.

