Sukses dengan 'Samurai Bond', Tahun Ini Pemerintah Akan Terbitkan 'Kangaroo Bond' dan 'Dim Sum Bond'
JAKARTA, investortrust.id - Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengungkap rencana pemerintah dalam mendiversifikasi surat utang. Salah satunya lewat penerbitan surat utang berdenominasi yen, samurai bond pada Jumat (23/5/2025). Ke depan pemerintah juga punya rencana menerbitkan kangaroo bond dan dimsum bond.
“Penerbitan samurai bond dalam yen Jepang, sebesar 103,2 miliar yen Jepang atau kurang lebih US$ 725 juta,” kata Thomas, saat konferensi pers APBN KiTA edisi Mei 2025, Jakarta, Jumat (23/5/2025).
Samurai bond diterbitkan dalam lima tenor, yaitu 3, 5, 7, 10, dan 20 tahun. Thomas mengatakan kupon atau imbal hasil samurai bond memiliki tingkat yang menarik dengan masing-masing 1,56%, 1,87%, 2,05%, 2,35% dan 3,26%.
“Khusus untuk tenor 20 tahun ini diterbitkan dalam format blue bond,” kata dia.
Baca Juga
Meski Jepang Resesi, Kemenkeu Tetap Kaji Penerbitan Samurai Bond
Blue bond merupakan jenis surat utang yang menganut aturan main ESG untuk mendanai proyek-proyek terkait kelautan dan laut, misalnya konservasi ekosistem laut, pengelolaan sumber daya perikanan, dan adaptasi perubahan iklim di kawasan pesisir.
Ditemui awak media usai acara, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto mengatakan pemerintah akan menerbitkan surat utang lain berdenominasi dolar Australia yaitu kangaroo bond dan surat utang berdenominasi renminbi yaitu dimsum bond. Rencananya, dua surat utang ini akan diterbitkan tahun ini.
“Kami sangat mempertimbangkan untuk menerbitkannya tahun ini, tergantung pada kondisi pasar,” kata Suminto.

Suminto menjelaskan alasan penerbitan surat utang kanguru dan dimsum bond tersebut. Menurutnya, penerbitan utang itu untuk memenuhi pembiayaan sekaligus mengelola portofolio yang optimal.
“Optimal dalam pengertian cost and risk,” ujar dia.
Suminto mengatakan diversifikasi instrumen surat utang menjadi penting. Langkah ini diperlukan agar basis investor juga meluas.
“Diversifikasi instrumen akan memungkinkan kita mengelola portofolio yang baik dalam konteks cost increase, termasuk dalam konteks perluasan basis investor,” kata dia.

