Dana Asing Jumbo masuk Saham dan SBN, Ada Apa?
JAKARTA, investortrust.id - Aliran dana asing jumbo masuk pasar saham Indonesia Rabu (14/05/2025) dan sebelumnya di Surat Berharga Negara (SBN). Hal itu seiring dengan meredanya perang dagang, setelah Amerika Serikat dan Cina pada Senin sepakat menunda tarif tinggi resprositas selama 90 hari. AS menurunkan tarif menjadi 30% untuk produk Cina dan Tiongkok mengurangi tarif atas barang AS ke 10%.
Investor asing mencatatkan net buy saham Rp 2,84 triliun pada perdagangan Rabu (14/05/2025) di Bursa Efek Indonesia, setelah libur panjang Hari Raya Waisak dan cuti bersama. Berdasarkan data terbaru DJPPR, asing juga membukukan pembelian bersih di Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia senilai Rp 0,91 triliun Jumat lalu.
Net foreign capital inflows itu memangkas akumulasi penjualan bersih saham oleh asing di Bursa Efek Indonesia month to date menjadi Rp 0,29 triliun. “Sedangkan secara year to date, asing mencatatkan net sell Rp 51,01 triliun,” papar manajemen BEI dalam keterangan di Jakarta, Rabu malam.
Baca Juga
Coretax Berdampak Ganggu Cash Flow Perusahaan, Wamenkeu Janji Perbaiki
Net Buy SBN Rp 8,07 Triliun Mtd
Sedangkan di pasar SBN, data terbaru yang dirilis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) adalah transaksi Jumat lalu, dengan non-resident di pasar SBN rupiah yang dapat diperdagangkan mencatatkan pembelian neto Rp 0,91 triliun.
Secara month to date, asing mencatatkan pembelian neto Rp 8,07 triliun hingga Jumat lalu. Sedangkan secara year to date sudah menembus Rp 31,09 triliun hingga Jumat Lalu
Baca Juga
IHSG Melonjak 2,15%
Seiring masuk derasnya aliran dana asing setelah, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia mencatatkan lompatan tinggi sebesar 2,15% ke level 6.980 pada perdagangan Rabu. Lonjakan ini menandai kenaikan harian terbesar dalam beberapa bulan terakhir.
"Kenaikan ini tidak hanya signifikan secara teknikal karena berhasil menembus resistance kuat area 6.945. Ini juga memberi sinyal bahwa tekanan penurunan IHSG yang membayangi sejak awal tahun mulai mereda. Penguatan indeks ini turut diperkuat oleh aliran dana asing yang cukup deras, dengan mencatatkan net buy sebesar Rp 2,8 triliun di pasar regule, yang mengindikasikan sentimen investor global mulai membaik terhadap pasar negara berkembang, termasuk Indonesia," ujar analis pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana kepada investortrust.id, Rabu (14/05/2025).
Hendra menjabarkan katalis utama datang dari meredanya tensi perang dagang global, khususnya setelah Amerika Serikat dan Cina yang mengumumkan 'total reset' dalam hubungan dagangnya. Pernyataan Presiden AS Donald Trum dan Menkeu AS Scott Bessen yang cenderung dovish serta adanya 'gencatan' 90 hari dalam perang tarif memberi harapan akan normalisasi rantai pasok dan stabilisasi harga komoditas global.
"Meski masih prematur menyimpulkan perang dagang benar-benar berakhir -- mengingat sejarah deadlock pada 2018 -- pasar telah merespons positif karena ketidakpastian jangka pendek berhasil ditekan. Hal ini tercermin dari lonjakan indeks saham di Asia, termasuk Hang Seng (Cina) dan Kospi (Korsel)," bebernya.
Menuju 7.100
Menurut Hendra, dari sisi teknikal, tembusnya level resistance 6.945 membuka peluang lanjutan penguatan IHSG ke level psikologis 7.000 dalam jangka pendek. Apabila euforia pasar berlanjut dan aliran dana asing tetap masuk, bukan tidak mungkin indeks menguji area 7.050 - 7.100 pada akhir pekan ini.
"Namun perlu dicermati, tren jangka menengah baru benar-benar berubah dari bearish ke bullish apabila IHSG mampu bertahan konsisten di atas 7.100 dalam beberapa hari perdagangan ke depan. Jadi, meski tren penurunan indeks belum sepenuhnya berakhir, setidaknya ada tanda-tanda pembalikan arah yang cukup kuat," ungkapnya.
Baca Juga
Mengejutkan! Investor Asing Net Buy Saham Rp 2,83 Triliun dalam Sehari, BBRI Akhirnya Memimpin
Tidak hanya itu, sektor perbankan menjadi motor utama penguatan. Penguatan harga ini dipimpin oleh saham-saham big cap seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang naik 3-6,6%. Masuknya dana asing ke saham-saham big bank ini mempertegas investor institusi global mulai memburu aset-aset berfundamental solid dan likuid di tengah stabilisasi outlook makro.
Selain itu, saham-saham emiten berbasis energi dan industri seperti PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) juga mencuri perhatian pasar. Untuk perdagangan esok hari, lanjut dia, saham-saham menarik yang layak dicermati antara lain saham BBRI buy dengan target harga Rp 4.200, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) buy dengan target harga Rp 1.735, MBMA buy dengan target harga Rp 382, dan PTRO buy dengan target harga Rp 3.200.
"Dengan kombinasi sentimen global yang membaik, perbaikan teknikal IHSG, dan derasnya arus dana asing, pasar kini memasuki fase optimisme baru. Namun tetap bijak: investor disarankan tetap disiplin dalam manajemen risiko sambil menanti konfirmasi lanjutan bahwa pemulihan ini bersifat struktural, bukan hanya euforia sesaat," tandasnya.

