Alarm Apindo, Ini 3 Fakta Pahit Laporan Ekonomi Kuartal I-2025
JAKARTA, investortrust.id - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyoroti lemahnya daya beli masyarakat menyusul konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 4,89%, terendah dalam lima kuartal terakhir. Hal ini berimbas pada perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2025 mencapai 4,87% secara year on year (yoy).
Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 melambat dibandingkan kuartal I 2024 (5,11%) maupun kuartal IV 2024 (5,02%). Secara kuartalan, ekonomi juga mengalami kontraksi sebesar 0,98% yang menandai tekanan dari sisi domestik maupun eksternal.
Baca Juga
“Perlambatan ini terjadi di tengah melemahnya daya beli, meskipun ada periode Ramadan yang biasanya mendorong belanja masyarakat,” ucap Ketua Apindo Shinta Shinta Kamdani dalam media briefing di kantor Apindo, Jakarta, Selasa (13/5/2025).
Shinta juga menyoroti terjadinya kontraksi belanja pemerintah sebesar 1,38% yang mencerminkan arah kebijakan fiskal lebih ketat. Sementara itu dari segi investasi, target yang dicanangkan pemerintah tercapai, tetapi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) terjadi tren pelemahan.
“PMTB yang hanya tumbuh 2,12% pada kuartal pertama lebih rendah dibanding kuartal keempat 2024 yang mencapai 5,03%, dan menjadi pertumbuhan terendah dalam 2 tahun terakhir,” terangnya.
Baca Juga
Tarif Listrik April-Juni 2025 Tidak Naik, Bahlil: Untuk Jaga Daya Beli
Lebih lanjut, dia juga melihat dari sisi moneter ditandai volatilitas nilai tukar rupiah yang sempat mendekati Rp 17.000 per dolar AS, meski kini sedikit menguat ke 16.500. Ia menilai, kondisi ini mencerminkan tingginya tekanan eksternal akibat ketegangan geopolitik.
“Nah kita juga lihat dengan melihat kondisi ini sejumlah lembaga internasional telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2025 menjadi 4,7% atau lebih rendah sebelumnya 5,1%,” beber Shinta.

