Menko Perekonomian: Karena Sifatnya Bilateral, Tak Ada Pembahasan Negosiasi Tarif Trump dengan Jepang
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tak membahas negosiasi tarif resiprokal yang ditetapkan Amerika Serikat (AS) dengan pemerintah Jepang. Sebab, pembahasan tarif resiprokal tersebut bersifat bilateral.
“Proses pembicaraan mengenai tarif (resiprokal) sifatnya bilateral. Jadi tidak dibicarakan secara multilateral,” kata Airlangga, saat di Jepang, Jumat (9/5/2025).
Menurut Airlangga, posisi Indonesia dengan Jepang berbeda dalam menghadapi tarif resiprokal ini. Indonesia memiliki latar belakang sebagai negara dengan sumber daya mineral dan alam yang kaya.
“Sedangkan posisi Jepang adalah negara manufaktur yang bergantung bahan bakunya dari luar negeri,” jelas dia.
Airlangga menjelaskan Jepang merupakan negara mitra dagang strategis AS. Presiden AS Donald Trump bahkan menetapkan tarif resiprokal sebesar 24%, termasuk tarif dasar sebesar 10%. Padahal, defisit perdagangan AS terhadap Jepang sebesar 46%.
Baca Juga
Menko Airlangga dan Eks Menlu Marty Natalegawa Raih Penghargaan dari Pemerintah Jepang
“Itu tentu berbeda dengan posisi Indonesia sebagai negara non-blok,” ucap dia.
Airlangga menjelaskan pertemuan dengan pemerintah Jepang menghargai kerja sama multilateral dan menjunjung tinggi aturan main. Sehingga, pemerintah terus mendorong Asean+3 dan meningkatkan The Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
“Itu perlu kita perdalam agar supply chain dari negara-negara Asean dan RCEP tidak bergantung hanya kepada satu negara, tetapi membangun supply chain yang lebih aman, seperti saat Covid-19,” tutur dia.
Airlangga dengan pemerintah Jepang sepakat bahwa tarif resiprokal yang ditetapkan AS dapat menjadi sebuah alarm agar tidak terlalu bergantung pada negara lain. “Bahkan untuk membangun supply chain yang lebih kuat,” kata dia.

