Revolusi Halte Transjakarta, Bisa Langsung Terhubung ke Mal dan Gedung Perkantoran
JAKARTA, investortrust.id - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Welfizon Yuza merencanakan, halte-halte bus yang baru terkoneksi dengan lobi gedung hingga pusat perbelanjaan.
''Jadi layanan tersebut terintegrasi langsung dengan lobi gedung, sehingga tidak perlu ada tambahan halte sebagai tempat naik turun pelanggan. Ke depan, model ini yang akan terus kami kembangkan, sehingga bisa terintegrasi langsung dengan lobi gedung, pasar, atau pusat perbelanjaan,'' jelas dia Kamis (8/5/2025).
Baca Juga
Jam Operasional Transjakarta Diperpanjang hingga Pukul 23.59 WIB Pada Masa Angkutan Lebaran
Layanan rute Transjakarta dari dan menuju Transport Hub Dukuh Atas adalah koridor 1B (Stasiun Palmerah-Transport Hub Dukuh Atas) dan 2P (Senen-Transport Hub Dukuh Atas). Adapun operator Transport Hub Dukuh Atas, yakni PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) yang merupakan anak perusahaan PT MRT Jakarta (Perseroda).
Gubernur Jakarta Pramono Anung meresmikan pencanangan infrastruktur interkoneksi di Gedung Transport Hub Dukuh Atas pada Rabu (7/5/2025). Gedung seluas lebih dari 17.000 m2 ini memiliki 12 lantai dan dua basement, serta terhubung langsung dengan layanan Transjakarta.
"Saya sudah melihat hingga lantai 12. Fasilitasnya sangat bagus, dan pemandangannya luar biasa. Nanti saya akan berbicara dengan Menteri Perhubungan agar fasilitas ini terkoneksi dengan LRT, MRT, dan KRL," kata Pramono dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (8/5/2025).
Gedung Transport Hub dirancang multifungsi, mulai hotel, perkantoran, ritel, pusat kebugaran, hingga simpul layanan transportasi publik. Sebagai ruang inklusif, kawasan ini menampilkan pertunjukan musik Betawi oleh sahabat disabilitas. ''Ke depan, fasilitas ini diharapkan menjadi contoh bangunan yang mendukung integrasi transportasi publik dan bisa direplikasi di kawasan lain,'' tutur Pramono.
Dengan tingkat integrasi transportasi yang mencapai 91%, lanjut Pramono, penggunaan transportasi umum tahun ini diharapkan meningkat 5%–10% untuk menekan kemacetan di Jakarta. Dia juga menargetkan Jakarta masuk dalam 50 besar kota global.
''Saya menargetkan pada 2025, Jakarta bisa masuk peringkat 50 besar kota global. Kemacetan berkurang drastis, dan yang terpenting, kebiasaan menggunakan transportasi publik semakin membudaya,'' imbuhnya.