IMF Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Turun, Pemerintah Optimistis Capai Target

JAKARTA, investortrust.id - Pemerintah Indonesia masih optimistis pertumbuhan ekonomi sesuai target sekitar 5%. Meski demikian, Sekretaris Menteri Koordinator bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, proyeksi ini juga masih harus menunggu hasil negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat.

“Ini perkembangannya masih jalan terus, seperti dinamika di AS. Kan, kita masih (ada waktu) 60 hari, masih negosiasi,” kata pria yang akrab disapa Susi ini di kantornya, Selasa (29/04/2025).

Baca Juga

Indonesia Teken Kerahasiaan Negosiasi AS, Rupiah Perkasa Rp 16.779/USD Selasa

Menurut data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2024 tercatat sebesar 5,03% secara tahunan (c-to-c). Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun 2023 yang sebesar mencapai 5,05%.

Berdasarkan data Kemenkeu, asumsi APBN untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2025 adalah 5,2%. Ini lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan pada 2024 sebesar 5,03%.


Struktur PDB RI berbeda dengan Negara Lain
Susi juga menjelaskan selama dekade ini, struktur PDB RI berbeda dengan negara lain yang tergantung dengan ekonomi global. Indonesia merupakan negara dengan pasar domestik yang kuat.

“Spending public consumption kita tinggi. Share-nya ke PDB (tinggi, sehingga) relatif lebih resilien ketimbang ekonomi negara lain,” ucap dia.

Susi berharap laporan pertumbuhan ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) untuk kuartal I-2025 cukup baik. Menurut Susi, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,7%. Angka tersebut turun 0,4 poin persentase.

“AS dan Cina diperkirakan turunnya 0,9 poin persentase. Sedangkan global, ekonominya yang semula diperkirakan menguat dari 3,2% hingga 3,3%, kini tinggal 2,8%. Jadi, kalau dibanding dengan outlook penurunan ekonomi negara-negara besar dan dunia, masih dianggap optimistis ekonomi kita,” ujar dia.

Sulit Capai 8%

Ekonom Bright Institute Awalil Rizky berpendapat Presiden Prabowo Subianto akan sulit mencapai pertumbuhan ekonomi 8%. Pernyataan tersebut didasari oleh proyeksi International Monetary Fund dalam World Economic Outlook (WEO) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang hanya sekitar 4,65% pada 2025.

“Secara umum dari proyeksi IMF dan Bank Dunia memberi peringatan sulitnya pemerintahan Prabowo mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029. Bahkan, terdapat tantangan berat untuk bisa tetap tumbuh kisaran 5% pada 2025 dan 2026,” kata Awalil dalam keterangan resminya, diakses Senin (28/04/2025).

Baca Juga

Harga Emas Antam Naik, Investor Cermati Sejumlah Sentimen Ini 

Berdasarkan analis IMF, pertumbuhan ekonomi Indoneia perlahan meningkat pada tahun-tahun berikutnya, yaitu 4,67% (2026), 4,85% (2027), 4,95% (2028), dan 5,11% (2029). 

Awalil menilai proyeksi tersebut jauh lebih rendah dari asumsi dasar dalam Nota Keuangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2025 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2025-2029. Proyeksi pertumbuhan ekonomi pada RPJMN ditetapkan sebagai berikut:  5,3% (2025), 6,3% (2026), 7,5% (2027), 7,7% (2028), dan 8,0% (2029).