Eskalasi China-Taiwan Tak Akan Berdampak ke Kesepakatan Tarif dengan AS
JAKARTA, investortrust.id - Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan konflik China dan Taiwan tidak akan berdampak terhadap kesepakatan yang sudah dijalin antara Amerika Serikat (AS) dan China terkait tarif. Bahkan, negosiasi antara dua pihak akan berlanjut sampai menemukan solusi yang berimbang.
“Saya rasa, Presiden (Donald) Trump dan Presiden Xi Jinping akan berkomitmen dengan apa yang sudah dipetakan dalam trade deal kemarin ya,” kata Andry, saat paparan Mandiri Economic Outlook Q2 2025, yang digelar daring, Senin (19/5/2025).
Andry memproyeksikan tarif yang diberikan AS kepada China akan kembali saat situasi normal. “Kemungkinan kecil, kalau menurut pandangan kami, China tarifnya akan dikembalikan ke sebelum adanya trade deal, ke 145%” ujar dia.
Kenaikan tarif resiprokal kepada China, menurut Andry, akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi AS sendiri. Memasuki kuartal II dan III, pemerintah AS akan mulai fokus terhadap barang impor yang masuk ke negaranya.
Baca Juga
Kebutuhan barang impor berupa bahan baku untuk produksi AS akan membuat harga-harga di pasar domestik Paman Sam akan semakin tinggi, dan berisiko menimbulkan stagflation di Amerika Serikat.
“Stagflation ini akan memperbesar atau menaikkan ruang resesi di AS. Ini yang memang tidak diinginkan oleh Presiden Trump,” kata dia.
Dalam pandangan Andry, Trump melihat situasi yang saat ini terjadi harusnya menjadi momentum bagi the Fed untuk memangkas suku bunga acuan lebih cepat. Indikator pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) dapat dilakukan saat inflasi relatif terjaga.
“Ini yang saya rasa akan dijaga oleh Presiden Donald Trump. Secara pribadi saya melihat (konflik Taiwan-China) tidak akan mempengaruhi trade deal yang berlangsung," ucap dia.

