Pemimpin Dunia Desak Israel Hentikan Serangan Mematikan di Gaza
JAKARTA, Investortrust.id – Sejumlah pemimpin negara Eropa dan Timur Tengah mendesak Israel untuk menghentikan serangan militernya yang mematikan di Jalur Gaza. Seruan ini disampaikan setelah Israel mengumumkan serangan militer baru di Gaza dnegan alasan untuk membebaskan sandera yang masih ditahan Hamas.
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, pada Sabtu (17/5/2025) menyerukan agar dunia menekan Israel untuk menghentikan "pembantaian di Gaza" dan mengatakan bahwa Madrid berencana mengajukan resolusi PBB guna meminta Mahkamah Internasional mengeluarkan putusan terkait akses bantuan ke wilayah Palestina.
Sanchez mengatakan dalam KTT Liga Arab di Baghdad bahwa perang yang dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023 telah menyebabkan jumlah korban di Gaza yang "tidak dapat ditolerir", dan melanggar "prinsip kemanusiaan".
“Krisis kemanusiaan yang sangat parah yang dialami Gaza sejak Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 50.000 orang tewas, 100.000 luka-luka, dan dua juta orang mengungsi,” ujar Sanchez.
Para pemimpin dunia, kata dia, harus meningkatkan tekanan terhadap Israel untuk menghentikan pembantaian di Gaza, terutama melalui jalur hukum internasional yang tersedia.
Baca Juga
Pembantaian di Gaza Belum Selesai, Pemboman Israel Sebabkan Lebih dari 100 Orang Tewas
Para pemimpin Arab yang hadir dalam KTT di Baghdad juga menyerukan penghentian segera perang di Gaza, dan menggunakan bahasa yang lebih keras dengan menuduh Israel berupaya mengusir seluruh rakyat Palestina dari wilayah tersebut seiring peningkatan pemboman.
Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi, yang negaranya menjadi salah satu mediator utama dalam pembicaraan damai Gaza, menyebut tindakan Israel sebagai "kejahatan sistematis" yang bertujuan untuk "menghapus dan memusnahkan" rakyat Palestina serta "mengakhiri keberadaan mereka di Jalur Gaza".
Sementara Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, yang menjadi tuan rumah KTT, mengatakan bahwa Israel tengah melakukan genosida.
Hal serupa juga disampaikan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang juga berbicara dalam KTT tersebut, menyatakan bahwa "tidak ada yang bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina".
Pada hari yang sama, Pemerintah Italia juga meningkatkan seruan kepada Israel untuk menghentikan serangan militer mematikan di Gaza. Menteri Luar Negeri Antonio Tajani mengatakan, "Sudahi serangan".
"Kami tidak ingin lagi melihat rakyat Palestina menderita," kata Tajani saat melakukan kunjungan ke Sisilia, dalam pernyataan yang disampaikan oleh juru bicaranya.
"Mari kita capai gencatan senjata, mari kita bebaskan para sandera, tetapi biarkan rakyat yang menjadi korban Hamas tidak ikut tersakiti," ujarnya.
Sedangkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menuduh Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbohong soal menggunakan kekuatan untuk menciptakan perdamaian di Gaza yang dilanda perang.
"Trump mengklaim ingin menggunakan kekuatan untuk mencapai perdamaian, dia berbohong," kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Sabtu. "Dia dan para pejabat Amerika, serta pemerintahan AS, telah menggunakan kekuatan untuk mendukung pembantaian di Gaza, menyalakan perang di mana pun mereka bisa, dan mendukung tentara bayaran mereka."
Setelah enam pekan gencatan senjata, Israel memberlakukan blokade total terhadap Gaza dan melanjutkan serangan militernya pada bulan Maret. Israel menyalahkan para pejuang Hamas atas jatuhnya korban sipil karena mereka beroperasi di tengah-tengah warga, tuduhan yang dibantah oleh Hamas.
Tujuan yang dinyatakan Israel adalah menghilangkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, yang telah menyerang komunitas-komunitas Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang.

