Prabowo Kisahkan Keteladanan para Tokoh Islam: Dari Salahuddin Al-Ayyubi hingga Al-Fatih
JAKARTA, investortrust.id - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam pembukaan Sidang Ke-19 Parlemen Negara-Negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025) malam.
Dalam pidatonya, Prabowo mengisahkan keteladanan sejumlah tokoh Islam di masa lalu. Prabowo mengatakan, kisah para tokoh Islam itu bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga sumber inspirasi yang sangat relevan bagi tantangan yang dihadapi dunia saat ini.
"Kita bisa belajar dari keberanian mereka, keteguhan mereka, kecerdasan mereka dalam membela kebenaran dan keberhasilan mereka dalam membangun peradaban," kata Prabowo.
Baca Juga
Buntut Pemalakan Oknum di PSN Cilegon, Prabowo Minta Usut Tuntas
Kepala Negara mengisahkan Salahuddin Al-Ayyubi, sultan Mesir dan pendiri Dinasti Ayyubiyah yang dikenal karena memimpin pembebasan Yerusalem, Palestina dari Pasukan Salib pada 1187 Masehi. Salahuddin Al-Ayyubi, kata Prabowo, mengajarkan mengenai keadilan dan kebesaran hati.
"Saat berhasil merebut kota suci dari Tentara Salib, ia tidak membalas dendam. Ia bahkan memberi jaminan keamanan bagi musuh-musuhnya. Beliau memberi contoh selalu melindungi yang lemah, selalu melindungi yang tertindas," katanya.
Di dunia yang masih banyak diliputi kebencian dan kekerasan, Prabowo mengatakan, keteladanan Salahuddin Al-Ayyubi menunjukkan kekuatan sejati seorang pemimpin adalah kasih sayang, rasa kemanusiaan, dan tekad untuk selalu melindungi yang lemah.
Prabowo kemudian mengisahkan Khalid bin Walid, komandan umat muslim di masa Nabi Muhammad Saw hingga Khilafah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Prabowo mengatakan, Khalid bin Walid merupakan simbol pengabdian total bagi umat Islam.
Khalid yang tidak pernah kalah dalam pertempuran dan peperangan mematuhi perintah saat diminta mundur dari jabatannya ketika
"Keikhlasan ini menunjukkan kepada kita bahwa kekuasaan bukan tujuan, melainkan suatu amanah, suatu pelajaran penting bagi kita semua yang memegang peran kepimpinan hari ini dimanapun," katanya.
Tokoh lainnya, Sahabat Nabi yang juga Khalifah kedua Umar bin Khattab disebut Prabowo mengajarkan mengenai membangun pemerintah yang adil dan efisien. Umar bin Khattab, katanya, meyakini untuk selalu memeriksa keadaan rakyatnya.
"Ia tidak rela melihat rakyatnya diperlakukan dengan tidak adil dan ia tidak segan menghukum aparatnya yang lalai dan yang tidak melindungi dan melayani rakyatnya," katanya.
Dalam konteks hari ini, Prabowo meyakini rakyat di negara mana pun menuntut pemerintah yang bersih dan transparan.
"Teladan Umar bin Khattab adalah panggilan untuk bertindak, bukan sekedar berwacana," katanya.
Untuk itu, Prabowo menghormati dan sepakat dengan tema sidang PUIC tahun ini, yakni "Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience". Kepala Negara meyakini, suatu negara takkan pernah memiliki daya tahan apalagi daya saing tanpa tata kelola yang baik, lembaga yang kuat, pemimpin yang jujur, dan pejabat yang mengabdi kepada rakyatnya.
Prabowo kemudian mengisahkan Mehmed II atau yang dikenal dengan nama Muhammad Al-Fatih yang menaklukkan Konstantinopel di usia 21 tahun. Prabowo mengatakan, Al-Fatih merupakan simbol pemimpin yang menggabungkan ilmu pengetahuan, sains, iman dan visi.
"Ia mempersiapkan penaklukan bukan hanya dengan kekuatan, tetapi dengan teknologi, logistik, dan moral yang tinggi. Ia menunjukkan bahwa pemuda Islam bisa menjadi pemimpin dunia jika dibekali pendidikan dan keyakinan yang benar," tegasnya.
Baca Juga
Prabowo Ajak Teladani Umar bin Khattab Bangun Pemerintahan yang Adil dan Efisien
Dengan kisah keteladanan para tokoh itu, Prabowo menekankan, Islam pernah memimpin dunia dalam peradaban, dalam sains dan teknologi. Untuk itu, Prabowo mengajak negara-negara Islam untuk bersatu dan kuat bersama agar dapat mengangkat kesejahteraan rakyat masing-masing. Ditekankan, tidak ada negara miskin yang kuat.
"Untuk itu, kita harus keluar dari kemiskinan. Kita harus berjuang untuk mengangkat rakyat kita masing-masing dari kemiskinan. Dan untuk itu dibutuhkan pemerintah yang bersih. Hanya dengan pemerintah yang bersih kita bisa mencapai kemakmuran," katanya.
Prabowo menekankan, tantangan dunia Islam saat ini bukan hanya isu Palestina. Dikatakan, negara Islam menghadapi tantangan di internal, yakni kemiskinan, kelaparan, korupsi, ketimpangan pendidikan, dan ketidakmampuan mengelola dan menjaga sumber daya kita masing-masing. Untuk itu, kata Prabowo, tema sidang PUIC sangat tepat karena suatu negara tidak akan memiliki daya tahan apalagi daya saing tanpa tata kelola yang baik, lembaga yang kuat, pemimpin yang jujur, dan pejabat yang mengabdi kepada rakyatnya.

