main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. international

Harga Beras Dunia Anjlok ke Titik Terendah Bikin 3 Negara Ini 'Menjerit'



JAKARTA, investortrust.id - Harga beras dunia anjlok tajam ke titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini dipicu karena melimpahnya pasokan dari beberapa negara, seperti India, Indonesia, serta negara-negara Asia lainnya.

Menurut laporan Reuters dikutip Jumat (9/5/2025) harga beras global kini telah turun sepertiga dibandingkan puncaknya pada 2024. Presiden Asosiasi Eksportir Beras India, BV Krishna Rao, menyebut, harga 5% broken rice diperkirakan bertahan di kisaran US$ 390 per ton hingga akhir tahun karena membanjirnya pasokan.

Kondisi ini mengguncang negara eksportir beras seperti Thailand, Vietnam, dan Kamboja yang mengandalkan pasar tradisional, termasuk Indonesia. Namun, di tengah tekanan global ini, Indonesia justru mencatatkan rekor produksi tertinggi dan berhasil keluar dari ketergantungan impor beras konsumsi.

Berdasarkan Rice Outlook edisi April 2025 dari USDA, Indonesia menunjukkan performa luar biasa. Produksi beras Indonesia pada musim 2024/2025 mencapai 34,6 juta ton beras giling—tertinggi di ASEAN, sekaligus menempatkan Indonesia sebagai produsen terbesar di kawasan, melampaui Vietnam dan Thailand.

Sejumlah negara eksportir, terutama Thailand dan Vietnam dikabarkan sedang ketar-ketir karena harga beras dunia sedang anjlok. Penurunan harga global dimulai sejak India mencabut larangan ekspor gandum pada 2022.

Langkah ini disusul dengan peningkatan tajam produksi dan ekspor beras, sehingga menekan harga beras ekspor India ke titik terendah dalam 22 bulan. Harga beras di Thailand pun jatuh ke level terendah dalam tiga tahun, sementara Vietnam mengalami harga terendah dalam hampir lima tahun.

 

Baca Juga

Produksi Beras RI Melimpah, Prabowo Sebut Kamboja Harus Cari Pasar Baru


Thailand yang selama ini menjadi eksportir andalan kawasan, kini mengalami tekanan hebat. Harga murah beras India membuat ekspor Thailand pada kuartal I 2025 anjlok hingga 30%, menjadi hanya 2,1 juta ton. Sepanjang 2025, ekspor diperkirakan turun 24% menjadi 7,5 juta ton.

Penurunan harga gabah domestik sebesar 30% pada Februari 2025 memicu gelombang protes dari petani Thailand. Pemerintah setempat berupaya mengatasi gejolak ini dengan mengusulkan kerja sama bersama India dan Vietnam untuk menstabilkan harga dan melindungi petani lokal.

Vietnam yang sebelumnya sukses mengekspor 8 juta ton beras pada 2023, kini juga menghadapi tekanan akibat membanjirnya beras murah India dan hilangnya pasar Indonesia. Ekspor Vietnam diprediksi turun 17% menjadi 7,5 juta ton pada 2025.

Dalam Forum Ekonomi Beras ASEAN di Hanoi pada Maret 2025 lalu, Menteri Pertanian Vietnam Le Minh Hoan menyatakan Vietnam tengah berupaya memperluas pasar ekspor ke Timur Tengah dan Afrika, serta mendorong ekspor beras premium untuk bertahan di tengah persaingan harga yang ketat.

Hal serupa terjadi di Kamboja. Dalam pertemuannya dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Jakarta pada 5 Mei 2025, Presiden Senat Kamboja Hun Sen menyatakan bahwa Kamboja kini kehilangan pasar penting karena Indonesia tidak lagi mengimpor beras.

Hun Sen mengapresiasi keberhasilan Indonesia dalam ketahanan pangan, namun menegaskan bahwa lonjakan produksi domestik Indonesia berdampak pada pasar regional. Kamboja kini berusaha mencari pasar baru ke Eropa dan Asia Timur untuk menyerap kelebihan stok beras, meskipun harus bersaing dengan harga murah dari India dan Vietnam.

BERITA TERKAIT

  • Harga Beras Dunia Anjlok ke Titik Terendah Bikin 3 Negara Ini 'Menjerit'

    09/05/2025, 04.55 WIB
  • IHSG Naik 14,5% dari Titik Terendah Sebulan Terakhir

    05/05/2025, 17.04 WIB
  • Cadangan Bitcoin di Bursa Capai Titik Terendah dalam Tujuh Tahun, Penerimaan Institusional Melonjak

    27/04/2025, 00.35 WIB
  • Dalami Perdagangan Lintas Negara, BPS Survei di 4 Titik Kepabeanan Tak Resmi

    28/05/2025, 16.19 WIB
  • Harga Minyak Jatuh ke Level Terendah sejak 2021, Ini Pemicunya

    05/05/2025, 20.13 WIB

ARTIKEL POPULER