IHSG Naik 14,5% dari Titik Terendah Sebulan Terakhir
JAKARTA, Investortrust.id - Sejak 8 April hingga 5 Mei 2025, indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 866,96 poin atau sekitar 14,46%. IHSG pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (05/05/2025), ditutup di level 6.863. Titik terendah terjadi pada penutupan perdagangan saham di BEI, Selasa (08/04/2025), yakni di level 5.996.
Pada pada perdagangan saham di BEI, 8 April 2025, IHSG melemah hingga 9,16% ke posisi 5.914 hingga memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) selama 30 menit. Penurunan ini merupakan respons terhadap gejolak pasar global akibat kebijakan tarif impor baru yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025 di Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC.
Menghijaunya bursa pada Senin 5 Mei 2025 ditandai dengan langkah asing yang mulai mencatatkan net buy, yang sebesar US$ 5,11 juta atau setara dengan Rp 83,88 miliar. Namun demikian secara year to date, pasar saham domestik sejatinya masih diwarnai net sell sebesar US$ 3.075,4 juta, atau setara dengan Rp 50.501,25 triliun.
Secara fundamental, price earning ratio pasar modal domestik tercatat 12,84 kali. Artinya, harga saham-saham di BEI rata-rata diperdagangkan pada 12,84 kali dari laba bersih tahunan mereka. Sementara itu secara price to book value atau nilai buku pasar tercatat 2,06 kali, yang artinya investor membayar Rp2,06 untuk setiap Rp 1 nilai perusahaan yang mereka miliki.

Pada perdagangan hari ini Senin (5/5/2025), dari sisi komposisi investor, investor domestik masih mendominasi transaksi perdagangan dengan porsi 67%, dan sisanya diisi investor asing. Secara year to date dominasi investor domestik mencapai 60%, dan sisanya 40% diisi investor asing.
Adapun aksi jual oleh domestik pada perdagangan Senin mencapai Rp 7,06 triliun dan aksi beli mencapai Rp6,97 triliun. Sementara aksi jual oleh investor asing mencapai Rp3,45 triliun, dan aksi beli asing mencapai Rp3,537 triliun.
Sebanyak 10 saham yang aktif diperdagangkan pada trading hari ini di antaranya dipuncaki oleh GOTO dengan porsi transaksi mencapai 22,11%, diikuti BBKP dengan porsi 5,54%, dan BUMI dengan porsi 4,24%. Sementara sekuritas teraktif pada hari ini di posisi pertama adalah KB Valbury Sekuritas dengan porsi transaksi 8,2%, diikuti Mandiri Sekuritas dengan porsi 7,36%, lalu CGS International Sekuritas Indonesia sebesar 7,33%.
Sementara dari sisi nilai, BMRI menjadi emiten dengan nilai transaksi terbesar, dengan angka Rp 862 miliar, diikuti BBCA dengan angka Rp803 miliar, lalu BBRI sebesar Rp 768 miliar, serta GOTO senilai Rp383 miliar.
Sekuritas teraktif berdasarkan nilai pada perdagangan hari ini dipuncaki oleh Mandiri Sekuritas dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,87 triliun, diikuti CGS International Sekuritas Indonesia dengan nilai transaksi sebesar Rp1.47 triliun, lalu UBS Sekuritas Indonesia sebesar Rp1,46 triliun, dan Maybank Sekuritas di angka Rp1,359 triliun.
Baca Juga
Berdasarkan frekuensi diperdagangkan, BBRI menjadi emiten pemuncak dengan porsi 3,7% dari total transaksi, diikuti MBMA dengan porsi 2,45%, lalu BBCA dengan porsi 2,27%, serta ANTM dengan porsi 2,22%.

Pada perdagangan Senin, top emiten berdasarkan kapitalisasi pasar menjadikan BBCA sebagai pemuncak dengan market cap Rp1.095 triliun, diikuti BREN senilai Rp 823 triliun, lalu TPIA Rp 748 triliun, lalu BYAN sebesar Rp 653 triliun, serta BBRI sebesar Rp 579 triliun.
Top gainer pada perdagangan hari ini utamanya adalah JATI dengan menikmati kenaikan hingga 34,33%, lalu SOLA dengan kenaikan 29,58%, HELI sebesar 24,75%, lalu OPMS sebesar 16,67%, serta SMBR yang terkerek sebesar 15,04%.
Sementara saham top loser pada perdagangan hari ini utamanya adalah KONI yang terkontraksi 9,17%, diikuti KOBX yang anjlok 8,89%, SKLT anjlok 7,28%, lalu UNTD yang turun 6,73% serta LEAD turun 6,32%.

