Gaza Makin Mencekam di Tengah Blokade Israel
KAIRO, investortrust.id – Ketegangan di Jalur Gaza terus meningkat seiring memburuknya krisis pangan dan ketidakstabilan keamanan di wilayah tersebut. Dalam respons ekstrem terhadap lonjakan penjarahan, Hamas dilaporkan telah mengeksekusi sejumlah individu yang terlibat dalam serangan terhadap gudang pangan dan dapur umum.
Baca Juga
Rekonstruksi Gaza Belum Jelas, Hamas Sebut Israel Biang Keroknya
Pejabat Hamas menuduh beberapa pelaku penjarahan bekerja sama dengan Israel, yang telah menutup akses bantuan ke Gaza selama dua bulan terakhir. Israel belum memberikan komentar atas tuduhan tersebut.
Dalam salah satu insiden, kementerian dalam negeri yang dikelola Hamas mengatakan seorang petugas polisi tewas dan lainnya terluka ketika sebuah drone Israel menembakkan misil ke unit polisi yang tengah mengejar pelaku kejahatan di Gaza City.
"Kami akan menyerang para pembelot ini dengan tangan besi. Kami akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghentikan mereka, berapa pun biayanya. Kami tidak akan membiarkan mereka terus meneror warga, mengancam nyawa mereka, dan mencuri harta benda mereka," kata kementerian dalam pernyataan pada hari Sabtu, merujuk pada para penjarah.
Ismail Al-Thawabta, kepala kantor media pemerintah Hamas di Gaza, mengatakan sebagian pelaku bertindak di bawah kelompok klan dan lainnya beroperasi sebagai geng terorganisir, beberapa di antaranya disebutnya menerima dukungan langsung dari Israel.
Ia menyatakan bahwa sejumlah "eksekusi revolusioner" telah dilakukan terhadap "penjahat utama" yang terbukti terlibat dalam penjarahan.
Beberapa warga Gaza dan media Palestina melaporkan bahwa sayap bersenjata Hamas telah memberlakukan jam malam mulai pukul 21.00 untuk membatasi pergerakan warga dan mengejar pelaku kriminal.
Pejabat PBB telah memperingatkan situasi kemanusiaan yang semakin genting di Gaza, yang hancur akibat serangan Israel menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Israel mempertahankan blokade bantuan ke Gaza dengan dalih bahwa Hamas mencuri pasokan yang diperuntukkan bagi warga sipil dan mendistribusikannya ke pasukannya sendiri – klaim yang dibantah oleh Hamas.
Namun, masalah ini makin memburuk seiring berjalannya waktu, menghadirkan tantangan besar bagi Hamas, yang mulai menghadapi protes warga karena kekurangan pangan.
Insiden ini menyoroti tekanan luar biasa yang dihadapi penduduk Gaza, yang kini makin terdesak ke wilayah tengah dan pesisir akibat zona buffer luas yang dibentuk oleh pasukan Israel.
Geng Bersenjata
"Geng-geng ini, sebagian bersenjata, telah meneror warga. Mereka tidak hanya mencuri makanan, tetapi juga menghentikan orang-orang di jalan dan merampas uang serta telepon mereka," kata Ahmed dari Gaza City, yang namanya disamarkan.
"Mereka membantu pendudukan dalam membuat kami kelaparan; mereka harus diperlakukan sebagai kolaborator," ujarnya kepada Reuters lewat aplikasi pesan.
Kantor berita SAFA yang dekat dengan Hamas melaporkan bahwa kementerian dalam negeri telah membentuk pasukan baru berjumlah 5.000 orang untuk menghadapi penjarah dan geng bersenjata. Namun, polisi lokal kesulitan menjalankan tugas karena drone Israel kerap menyerang setiap warga bersenjata yang teridentifikasi.
Hamas sempat mengerahkan ribuan pasukan polisi dan keamanan setelah gencatan senjata Januari lalu, tetapi kehadiran bersenjatanya berkurang drastis sejak Israel melanjutkan serangan besar-besaran pada Maret.
Sementara itu, serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 40 orang di seluruh Gaza dalam 24 jam terakhir, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.
Baca Juga
Lebih dari 500 Warga Palestina Tewas dalam Sepekan, PBB Kecam Serangan Israel di Gaza
Kampanye militer Israel diluncurkan sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang di Israel selatan dan menyebabkan 251 orang disandera. Hingga kini, lebih dari 52.500 warga Palestina dilaporkan tewas.

