Bos Apple Akhirnya Buka Suara soal Tarif Trump, Bilang Apa?
CALIFORNIA, investortrust.id - CEO Apple, Tim Cook, akhirnya buka suara soal kebijakan tarif resiprokal yang diprakarsai oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Apple diketahui menjadi salah satu raksasa teknologi yang paling terdampak akibat kebijakan tersebut.
Dikutip dari Bloomberg, Jumat (2/5/2025), Apple harus menanggung beban tarif sebesar US$ 900 juta (sekitar Rp 14 triliun) pada kuartal I-2025. Namun, Cook memastikan bahwa perusahaan belum berencana menaikkan harga iPhone dan Mac.
"Kami belum memiliki pengumuman apa pun soal harga saat ini," ujarnya ketika ditanya apakah tarif Trump akan membuat harga perangkat Apple naik.
Akan tetapi, salah satu strategi Apple untuk menekan dampak tarif adalah dengan memindahkan sebagian besar rantai pasoknya dari China ke negara lain. Cook mengungkapkan bahwa kini Apple mengimpor lebih banyak iPhone dari India dan Mac dari Vietnam, sementara produk yang masih dibuat di Negeri Tirai Bambu sebagian besar dikirim untuk pasar di luar AS.
Dampak tarif terbesar justru dirasakan pada lini layanan purna jual Apple, seperti perbaikan perangkat dan aksesori resmi. Meski begitu, Cook belum menyebutkan adanya rencana untuk menyesuaikan harga layanan tersebut.
Baca Juga
Tak Peduli Tarif Resiprokal, Apple Inc Bakal Tambah Modal Investasi di Indonesia
Ia juga menekankan bahwa Apple belum terkena tarif resiprokal global untuk produk-produk utamanya. Saat ini, Departemen Perdagangan AS masih menyelidiki dampak tarif terhadap semikonduktor dan perangkat teknologi yang menggunakannya, sehingga Apple masih memiliki ruang untuk bernapas.
"Kami sangat terlibat dalam diskusi tarif. Kami percaya pada pendekatan dialog dan akan terus melanjutkannya," ujar Cook.
Apple juga dikabarkan aktif melakukan lobi kebijakan guna memastikan struktur tarif tetap berpihak pada pelaku industri teknologi.
Harga iPhone 16 Naik
Namun, pernyataan dari Bos Apple tersebut tampak bertolak belakang dengan kondisi harga perangkat iPhone 16 di Indonesia. Belum genap sebulan dirilis, harga perangkat ini sudah naik Rp 250.000.
Kenaikan ini memang hanya terjadi pada beberapa varian seperti iPhone 16e, iPhone 16 Pro, dan iPhone 16 Pro Max. Meski belum ada keterangan resmi dari distributor Apple di Indonesia, besar kemungkinan hal ini berkaitan dengan tarif impor AS.
Selain itu, faktor kuat lainnya adalah fluktuasi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah. Ditambah banyak vendor Apple yang masih menggunakan patokan harga berbasis dolar AS, sehingga perubahan kurs ikut memengaruhi harga jual di dalam negeri. (C-13)

