Lawan Starlink, Amazon Resmi Luncurkan Satelit Kuiper
Sebanyak 3.236 satelit rencananya akan ditempatkan di orbit rendah Bumi, dengan target menyediakan layanan internet global bagi konsumen, bisnis, dan pemerintahan. Proyek Kuiper sendiri merupakan investasi sebesar US$ 10 miliar yang diumumkan sejak 2019.
Peluncuran yang menggunakan roket Atlas V dari United Launch Alliance (ULA) ini sukses mengudara dari Cape Canaveral Space Force Station setelah sempat tertunda akibat cuaca buruk. Keberhasilan ini pun menjadi modal bagus untuk Amazon untuk menyaingi hegemoni Starlink.
On the shoulders of #AtlasV, #ProjectKuiper takes flight!https://t.co/B8eRFjLr7d pic.twitter.com/H3VS6Q76zp
— ULA (@ulalaunch) April 28, 2025
Diketahui, proyek Kuiper merupakan taruhan besar Amazon untuk memasuki pasar internet luar angkasa yang sudah lebih dulu dikuasai Starlink. Meski peluncuran ini sempat tertunda lebih dari setahun, Amazon tetap berambisi memenuhi tenggat dari Federal Communications Commission (FCC) untuk meluncurkan 1.618 satelit pada pertengahan 2026. Namun, analis memperkirakan Amazon mungkin akan meminta perpanjangan waktu.
Sekadar informasi, peluncuran 27 satelit ini baru tahap awal karena ULA disebut bisa meluncurkan hingga lima misi tambahan untuk Kuiper sepanjang tahun ini. Dengan peluncuran awal 578 satelit, layanan internet Kuiper sudah bisa dimulai di beberapa wilayah utara dan selatan sebelum cakupan diperluas ke daerah khatulistiwa.
Berbeda dengan Starlink yang mengandalkan keunggulan kecepatan produksi dan peluncuran, Amazon mengandalkan kekuatan ekosistemnya. "Ada permintaan tak terbatas untuk internet," kata Bos Amazon, Jeff Bezos, dikutip dari Reuters, Selasa (29/4/2025).
Bezos juga cukup percaya diri Kuiper bisa sukses berdampingan dengan Starlink. "Saya memprediksi Starlink akan terus sukses, dan saya prediksi Kuiper juga akan sukses," ungkapnya.
Peluang kerja sama dengan Indonesia
Di sisi lain, Amazon juga sempat melakukan penjajakan dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi). Pertemuan itu berlangsung bulan lalu di kantor Kemkomdigi, Jakarta.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdgi) Meutya Hafid menyambut baik audiensi tersebut. Menurutnya teknologi satelit seperti Amazon Kuiper memiliki peran penting untuk mengatasi kesenjangan digital di daerah terpencil.
“Kami menyambut baik komitmen Amazon Kuiper dalam mendukung perluasan konektivitas digital di Indonesia. Kami terbuka terhadap investasi serta teknologi baru apa pun yang dapat membantu kami untuk mencapai konektivitas di Indonesia,” kata Meutya saat itu.
Terkait kerjasama yang ditawarkan seperti apa, politisi Partai Golkar itu enggan berkomentar banyak. Menurutnya pertemuan tersebut baru tahap perkenalan dan hanya sebatas membahas rencana investasi. Namun demikian, ia berharap kehadiran Kuiper memperluas konektivitas internet di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). (C-13)

